Abdurrahman ad-Dakhil berhasil meletakkan sendi dasar yang kokoh bagi tegaknya
Daulah Umayyah di Andalusia. Selama kurang lebih 32 tahun masa pemerintahannya
ia mampu mengatasi berbagai tekanan dan ancaman dari dalam negeri maupun
serangan dari luar. Karena ketangguhannya itu ia dijuluki Rajawali Quraisy.
Daulah Umayyah di Andalusia yang dipelopori oleh Abdurrahman Ad-Dakhil
berhasil mengalami masa kejayaan selama kurun waktu tujuh setengah abad
(756-1492 M) dengan amir-amir sebagai
berikut:
1.
Abdurrahman Ad-Dakhil (756-788 M)
2.
Hisyam bin Abdurrahman (788-796 M)
3.
Al-Hakim bin Hisyam (796-822 M)
4.
Abdurrahman al-Ausath (822-852 M)
5.
Muhammad bin Abdurrahman (852-886 M)
6.
Munzir bin Abdurrahman (886-912 M)
7.
Abdurrahman an-Nasir (912-961 M)
8.
Hakam al-Muntasir (961-976 M)
9.
Hisyam II (976-1009 M)
10. Muhammad II (1009-1010 M)
11. Sulaiman (1013-1016 M)
12. Abdurrahman IV (1016-1018 M)
13. Abdurrahman V (1018-1023 M)
14. Muhammmad III (1023-1025 M)
15. Hisyam III (1027-1031 M)
Amir-amir tersebut berkuasa dengan pembagian beberapa periode, dimana periode
pertama di mulai sejak Andalusia dikuasai pada masa Daulah Umayyah berpusat
di Damaskus. Penguasa Andalusia pada periode kedua adalah, Abdurrrahman
Ad-Dakhil, Hisyam I, Hakam I, Abdurrahman al-Ausatth, Muhammad bin Abdurrahman,
Munzir bin Muhammad dan Abdullah bin Muhammad. Pada periode kedua ini, Daulah
Umayyah mengalami kemajuan dalam berbagai bidang.
Periode ketiga berlangsung mulai dari pemerintahan Abdurrahman III
yang bergelar an-Nasir. Pada periode ini penguasa mulai memakai gelar Khalifah,
khalifah yang memimpin pada periode ketiga ini adalah Abdurrahman an-Nasir,
Hakam II dan Hisyam II. Pada perode ini Daulah Umayyah Andalusia mengalami
puncak kejayaan menyaingi peradaban Daulah Abbasiyah di Baghdad. Abdurrahman
an-Nasir membangun universitas Cordoba dilengkapi dengan perpustakaan yang
mempunyai koleksi ribuan buku, pembangunan kota berlangsung sangat cepat,
masyarakat mendapatkan kesejahteraan dan kemakmurannya.
Periode keempat terjadi antara tahun 1013-1086 dimana mulai
terlihat melemah karena terpecah-pecah menjadi lebih dari tiga puluh negara
kecil (Mulk at Thawaif) di bawah
pemerintahan raja-raja golongan yang berpusat di Seville. Munculnya Mulk at Thawaif ini sangat berpengaruh
terhadap eksistensi Daulah Umayyah.
Periode kelima berlangsung dari tahun 1086-1248, pada periode ini
muncul kekuatan yang dominan yaitu Daulah Murabithun yang berasal dari Afrika
Utara yang sedikit banyak membantu umat Islam di Andalusia dari serangan
orang-orang Kristen.
Periode keenam berlangsung dari tahun 1248-1492, pada periode ini
kekuasaan Islam hanya di daerah Granada yaitu di bawah kekuasaan Bani Ahmar.
Peradaban ini dibangun kembali sehingga sempat mengalami kemajuan seperti pada
pemerintahan Abdurrahman an-Nasir. Namun secara politik jangkauan daulah ini
hanya berkuasa di wilayah yang sangat
kecil, sehingga berakhirlah kekuasaan Daulah Umayyah di Andalusia pada periode
keenam.
Selama kurang lebih tujuh setengah abad Daulah Umayyah di Andalusia
(Spanyol) berkuasa, banyak prestasi dan kemajuan yang sudah dicapai, bahkan
pengaruhnya membawa Eropa kepada kemajuan. Puncak kejayaan Islam di Andalusia
terjadi pada periode ketiga (912-1013 M) dimulai dari pemerintahan Abdurrahman
III yang brgelar an-Nasir, pada periode ini Islam di Andalusia mencapai puncak
kejayaan dan kemajuan, menyaingi kejayaan Daulah Abbasiyah di Baghdad.
Kemajuan-kemajuan tersebut antara lain:
1.
Ilmu Pengetahuan dan Sains
Spanyol adalah kota yang subur, kesuburannya
mendatangkan penghasilan ekonomi yang tinggi dan banyak menghasilkan
pemikir-pemikir berkualitas. Masyarakat muslim Spanyol merupakan masyarakat
yang majemuk terdiri dari berbagai komunitas, antara lain; al-Muwalladun (orang Spanyol yang masuk Islam), Barbar (orang Islam
yang berasal dari Afrika Utara), ash-Shaqalibah
(penduduk daerah antara Konstantinopel dan Burgaria yang menjadi tawanan
Jerman dan kemudian dijadikan tentara bayaran), Yahudi, Kristen Muzareb yang
berbudaya Arab. Semua komunitas itu memberikan saham intelektual terhadap
terbentuknya lingkungan budaya Andalusia yang melahirkan kebangkitan ilmiah,
sastra dan pembangunan fisik di Spanyol. Kemajuan ilmu pengetahuan dan sains
yang dicapai pada masa ini, antara lain:
a.
Filsafat
Atas inisiatif Hakam II, karya-karya ilmiah dan
filsafat diimpor dari Timur dalam jumlah besar, sehingga Cordoba dengan
perpustakaan dan universitasnya yang lengkap mampu menyaingi kemajuan Daulah
Abbasiyah di Baghdad. Tokoh pertama dalam sejarah Filsafat Spanyol adalah Abu Bakar Muhammad ibn as- Sayigh yang
lebih dikenal dengan Ibnu Bajah, ia
tinggal di Granada dengan karyanya yang terkenal tadbir al-Mutawahid. Pada masa itu di Timur ada al-Farabi dan Ibnu
Sina.
Tokoh kedua adalah Abu
bakar Ibnu Tufail yang berasal dari Wady sebuah kota kecil di Timur
Granada, ia banyak menulis masalah filsafat, astronomi dan juga kedokteran.
Karya filsafatnya yang terkenal adalah Hay
ibn Yaqzhan. Tokoh lain yaitu Ibu
Rusyd dari Cordoba, yang menjadi ciri khas dari Ibnu Rusyd adalah
kecermatannya dalam menggeluti masalah-masalah menahun tentang keserasian filsafat dan agama. Karya-karyanya yang
terkenal adalah Mabadi Falasifah,
Kulliyat, Tafsir Urjuza, Kasfu
Afillah. Selain ahli filsafat, ia juga seorang ahli Fikih dengan karya
besarnya Bidayah al-Mujtahid, dan
karya dalam bidang kedokteran dengan judul al-Hawi.
b.
Sains
Dalam hal sains pada masa ini banyak bermunculan
ilmu-ilmu seperti; kedokteran, matematika, kimia, astronomi, dan geografi. Abbas ibn Fams terkenal sebagai ahli
dalam ilmu kimia dan astronomi sekaligus sebagai orang yang pertama kali
menemukan pembuatan kaca dari batu. Ahmad
bin Ibas ahli dalam bidang obat-obatan, dalam ilmu Geografi ilmuwan yang
terkenal adalah Ibu Jubair yang
menulis tentang Negeri-negeri Muslim Mediterania dan Sicilia. Ibnu Batutah juga salah satu ilmuwan
yang terkenal hingga Samudra Pasai dan Cina.
Dalam bidang matematika, melalui buku terjemahan karya
Ibrahim al-Fazari, seorang pakar matematika bernama Nasawi berhasil
memperkenalkan angka-angka India seperti 0,1,2 hingga 9, hingga angka-angka
India di Eropa lebih dikenal dengan angka Arab. Para ahli dalam bidang
kedokteran antara lain:
1.
Thabib ibn Qurra’ ia dianggap sebagai bapak ilmu Kimia
2.
Ar-Razi atau Razes,
karyanya yang terkenal dalam bidang penyakit campak dan cacar yang
diterjemahkan dalam bahasa latin
3.
Ibnu Sina, di Eropa disebut dengan
Avicena, selain sebagai filosof juga
seorang dokter dan ahli musik. Karyanya yang terkenal adalah Shafa, Najat, Sadidiya, Danes Nomeh dan al-Qanuun fi at-Thib (buku tentang
kedokteran yang diterjemahkan kedalam bahasa
latin).
c.
Fikih
Dalam bidang fikih, Islam di Spanyol menganut Madzhab
Maliki yang diperkenalkan pertama kali oleh Ziyad
bin Abd ar-Rahman. Dalam perkembangannya dipegang oleh seorang Qadhi yaitu Ibnu Yahya. Ahli-ahli Fiqh lainnya
adalah Abu Bakar ibn al-Quthiyah, Munzir
ibn Said al-Baluthi dan Hazm.
d.
Sejarah
Orang yang pertama kali mengemukakan teori
perkembangan sejarah adalah Ibnu Khaldun melalui
karyanya yang berjudul Muqaddimah. Buku
ini menjadi tumpuan studi ilmuwan-ilmuwan barat, beliau juga merupakan perumus
filsafat sejarah. Karya-karya Ibu Khaldun mampu memberikan sumbangan dan
pengaruh dalam pemikiran-pemikiran ilmuwan barat. Ahli sejarah lainnya adalah Yahya bin Hakam seorang penyair yang
dikenal dengan al-Gazzal, juga Abu Bakar
Ibn Muhammad yang terkenal dengan Ibn
al-Quthiyah dengan karyanya berjudul Tarikh
Iftitah al- Andalus memiliki nilai tersendiri, karena penafsirannya
mengenai peristiwa- peristiwa di Spanyol yang sebelumnya tidak diketahui oleh
orang Arab.
2. Peradaban dan Pembangunan
Banyaknya peninggalan monumental yang hingga sekarang masih bisa dilihat, menjadi saksi sejarah
akan perhatian yang sangat besar dari pemerintahan Daulah Umayyah Andalusia
terhadap kemajuan pembangunan fisik, salah satunya adalah sebagai berikut:
a.
Cordoba
Cordoba merupakan ibukota Spanyol sebelum Islam, yang kemudian dikuasai
oleh Daulah Umayyah. Kota ini dibangun dan diperindah. Taman dan jembatan
dibangun dengan indah di atas sungai
yang mengalir di tengah kota. Di sekitar ibukota berdiri istana-istana megah
yang semakin mempercantik kota Cordoba. Di Cordoba dibangun masjid
raya
Cordoba,
ada
juga
Istana
Damsyik
disana.
Keindahan Cordoba semakin nyata manakala fasilitas-fasilitas umum
dibangun dengan rapih dan dilengkapi dengan saluran air yang panjangnya mencapai 80 km. terdapat juga Al-Qasr al-Kabir yang didalamnya terdapat gedung-gedung istana yang
megah, Rushafat, merupakan Istana
yang dikelilingi oleh taman yang berada disebelah barat laut Cordoba.
b.
Granada
Granada merupakan pusat pertahanan terakhir umat Islam di Spanyol.
Arsitektur bangunannya sangat terkenal di seluruh Eropa. Disana terdapat Istana
al-Hambra yang indah dan megah merupakan pusat dan puncak ketinggian arsitektur
di Spanyol kala itu. Kisah tentang kemajuan seni arsitektur terlihat juga
dengan bangunan istana-istana megah lainnya seperti, Istana al-Gaza, Menara
Girilda, al- Zahra kota satelit di bukit Sierra Monera, kota ini dilengkapi
dengan masjid tanpa atap dan air mengalir ditengah masjid sangat unik dan
indah.
Kemajuan yang dicapai di Andalusia bukan datang dengan tiba-tiba,
melainkan banyak faktor yang menjadi pendukungnya, yaitu:
1.
Heterogenitas komposisi masyarakat
tadi Andalusia mendorong terciptanya iklim intelektual yang maju. Islam
datang dengan semangat
toleransi yang begitu tinggi, dengan semangat itu telah mengakhiri
kezaliman keagamaan yang sudah berlangsung sebelumnya.
2.
Adanya semangat kesatuan budaya
Islam yang timbul pada pemikiran ulama dan para ilmuwan.
3.
Persaiangan antara Mulk at-Tawaif (kerajaan-kerajaan kecil)
justru menyebabkan perkembangan peradaban di
sekitar Cordoba. Semuanya bersaing ingin menandingi Cordoba dalam hal
ilmu pengetahuan, satra, seni dan kebudayaan.
4.
Adanya dorongan dari para penguasa
yang mempelopori kegiatan ilmiyah, sehingga muncul ilmuwan-ilmuwan yang
kompeten dalam bidangnya.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar