Kebangkitan bangsa Barat bemula dari semangat keilmuan yang begitu
tinggi, telah membawa bangsa Barat pada penemuan-penemuan baru dan banyak
melakukan penjelajahan samudera, serta revolusi industri hingga berakibat pada
imperialisme terhadap bangsa-bangsa Islam pada khususnya.
Perjalanan bangsa Barat ke Timur Tengah dimulai ketika Daulah Usmani
mengalami kemunduran sementara bangsa-bangsa Barat mulai mengalami kemajuan di
segala bidang, seperti perdagangan, ekonomi, industri perang dan teknologi
militer. Meskipun demikian, nama besar Turki Usmani masih disegani oleh Eropa
sehingga mereka tidak melakukan penyerangan ke wilayah-wilayah kekuasaan
kerajaan Islam. Namun, kekalahan besar Kerajaan Usmani dalam menghadapi
serangan bangsa Eropa di Wina tahun 1683 M membangkitkan kesadaran bangsa Barat
bahwa Turki Usmani telah melakukan perubahan-perubahan
Ekspedisi Inggris, Portugis, Belanda, dan Spanyol dari abad ke 15 sampai
19 M di kawasan perdagangan internasional Malaka, Gujarat, dan lainnya, telah
membuka mata mereka terhadap bangsa-bangsa Islam.
Misi politik untuk menguasai negara-negara Islam digalakkan dengan devide et impera (politik pecah belah),
yaitu penjajah dengan segala cara menciptakan pemisah antara kaum bangsawan dan
rakyat kecil. Demikian halnya antara satu penguasa dan penguasa negara Islam
yang lain.
Setelah bangsa Barat menguasai ekonomi dan politik negara-negara Islam,
terdapat pula negara Barat yang menjajah dunia Islam dengan melakukan
penyebaran agama Kristen melalui missionaris
atau zending.
Bangsa Barat yang memiliki ketiga motivasi ini adalah Spanyol dan
Portugis. Hal terebut tercermin pada semboyan mereka, yaitu Gold (semangat untuk mencari
keuntungan), Glory (Semangat untuk
mencapai kejayaan dalam bidang kekuasaan), dan Gospel (semangat untuk menyebarkan agama Kristen di negara Islam
yang dijajah).
Imperialisme bangsa Barat telah berdampak luas kepada hampir seluruh
negara- negara muslim. Negara-negara Islam yang pertama kali dikuasai oleh
Barat adalah negara-negara Islam di Asia Tenggara dan di Anak Benua India.
Sedangkan negara- negara Islam di Timur Tengah, yang masih berada di bawah
kekuasaan kerajaan Usmani, baru berhasil
ditaklukkan pada masa berikutnya.
Dengan peresenjataan yang
lebih modern, bangsa Eropa mampu menguasai daerah-daerah kekuasaan
Islam. Bangsa-bangsa Eropa menjajah satu demi satu negara Islam.
Perancis menduduki Aljazair pada tahun 1830, dan merebut Aden dari
Inggris pada tahun 1839. Tunisia ditaklukkan Perancis pada tahun 1881, Mesir
dijajah oleh Inggris (1882 M), Sudan dijajah oleh Inggris pada tahun 1889,
Maroko dijajah oleh Perancis tahun 1911 M, Libya dijajah oleh Italia tahun 1911
M. Sementara itu, wilayah Islam di Asia Tengah juga tak luput dari penjajahan
Barat.
Wilayah Jazirah Arab juga tidak luput dari sasaran penjajahan. Suriah dan
Lebanon juga pernah dikuasai oleh Perancis (1918 M), Palestina dan Yordania
juga pernah dikuasai oleh Inggris. Di belahan belahan bumi lainnya, Rusia
menjajah wilayah Islam di Asia Tengah, seperti Kaukasia (1834-1859), Samarkand
dan Bukhara (1866- 1872), dan Uzbekistan (1873-1887). Hal tersebut merupakan
imbas dari perjanjian San Stefano dan perjanjian Berlin antara Rusia dan Turki
Usmani.
Demikianlah, Islam mengalami krisis berkepanjangan, ditambah rongrongan
bangsa-bangsa kapitalis yang merusak seluruh tatanan politik, ekonomi, sosial
dan budaya hingga moralitas bangsa-bangsa Islam. Hal ini tentunya berdampak
terhadap kebudayaan dan perabadan bangsa-bangsa Islam yang telah dibangun
dengan susah payah penuh perjuangan.
Dinamika keislaman menjadi mati suri di bawah pengaruh imperialisme bangsa
Barat.
Sumber: Kementrian Agama
Republik Indonesia. 2019. Buku Siswa : Sejarah Kebudayaan Islam Kelas XI.
Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar