Faktor Penyebab Kemunduran Daulah Abbasiyah
Banyak faktor yang menyebabkan Khalifah Daulah Abbasiyah menjadi mundur. Disamping kelemahan pada pribadi para Khalifah Daulah Abbasiyah, masing-masing faktor tersebut saling berkaitan satu sama lain. Berikut ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran Daulah Abbasiyah :
1. Faktor Internal
a. Gaya hidup mewah di kalangan penguasa
Pencapaian luar biasa dalam bidang peradaban dan kebudayaan yang dicapai Dinasti Abbasiyah pada periode pertama telah mendorong para penguasa untuk hidup mewah, bahkan cenderung glamour, membuat para pengasa banyak yang terlena dan cenderung kurang memperhatikan urusan- urusan negara. Hal ini menjadi awal mula melemahnya kepemimpinan dalam pemerintahan Daulah Abbasiyah
b. Persaingan Antar Bangsa
Orang-orang Persia masih merasa tidak puas atas posisi yang didapatkan dalam pemerintahan Daulah Abbasiyah. Mereka menginginkan sebuah dinasti dengan khalifah dan pengawal dari Persia pula. Bangsa Arab beranggapan bahwa darah yang mengalir di tubuh mereka adalah darah istimewa dan mereka menganggap rendah bangsa non-Arab di dunia Islam.
Setelah Al-Mutawakkil naik tahta, dominasi tentara turki tak terbendung lagi. Sejak itu kekuasaan Daulah Abbasiyah sebenarnya telah berakhir. Kekuasaan berada di tangan orang-orang Turki. Posisi ini kemudian direbut oleh Daulah Buwaih, bangsa Persia pada periode ketiga dan selanjutnya beralih kepada Daulah Seljuk pada periode keempat.
c. Kemerosotan Ekonomi
Daulah Abbasiyah mengalami kemunduran di bidang ekonomi bersamaan dengan kemunduran di bidang politik. Pada periode pertama, pemerintahan Daulah Abbasiyah merupakan pemerintahan yang kaya. Pendapatan yang masuk lebih besar dari yang pengeluaran, sehingga Baitul Mal penuh dengan harta. Setelah Daulah Abbasiyah memasuki periode kemunduran, pendapatan menurun, sementara pengeluaran semakin meningkat lebih besar.
Menurunnya pendapatan tersebut disebabkan oleh semakin menyempitnya wilayah kekuasaan, banyaknya kerusuhan dalam negeri mengganggu perekonomian rakyat, diperingannya pajak dan banyaknya dinasti- dinasti kecil yang memerdekakan diri dan tidak lagi membayar upeti.
d. Konflik Keagamaan
Persoalan fundamental dalam kegiatan keagamaan juga ikut berperan dalam menambah beban persoalan pemerintah. Fanatisme keagamaan berkaitan erat dengan persoalan kebangsaan. Konflik yang dilatarbelakangi agama tidak terbatas pada konflik antara Muslim dan zindik atau Ahlussunnah dengan syi`ah saja, tetapi juga antar aliran dalam Islam. Munculnya perbedaan pendapat yang tidak terselesaikan memicu konflik yang berkepanjangan.
2. Faktor External
Selain faktor yang muncul dari dalam pemerintahan Daulah Abbasiyah, ada juga faktor dari luar yang menyebabkan Daulah Abbasiyah lemah dan akhirnya hancur.
a. Perang salib yang berlangsung beberapa gelombang atau periode dan menelan banyak korban. Perang salib adalah perang yang dilancarkan oleh tentara-tentara Kristen dari berbagai kerajaan di Eropa barat terhadap umat islam di asia barat dan mesir. Dikatakan perang salib karena tentara Kristen membawa simbol salib dalam memerangi umat islam di berbagai wilayah
b. Serangan tentara Mongol ke wilayah kekuasaan Islam.
Pada sekitar tahun 1257, Hulagu Khan mengirimkan ultimatum kepada Khalifah agar menyerah dan mendesak agar tembok kota sebelah luar diruntuhkan. Tetapi Khalifah tetap enggan memberikan jawaban. Maka pada tahun 1258, Hulagu Khan menghancurkan tembok ibu kota. Sementara itu Khalifah al-Mu’tashim langsung menyerah dan berangkat ke tempat pasukan Mongolia. Setelah itu para pemimpin dan fuqaha juga keluar, sepuluh hari kemudian mereka semua dieksekusi. Dan Hulagu beserta pasukannya menghancurkan kota Baghdad dan membakarnya. Terbunuhnya Khalifah al- Mu’tashim telah menandai babak akhir dari kepemimpinan Daulah Abbasiyah di Baghdad.
Ibrah
1. Zaman Daulah Abbasiyah yang pertama merupakan puncak keemasan dinasti ini. Secara politis, para Khalifah betul-betul tokoh yang kuat dan merupakan pusat kekuasaan politik dan agama sekaligus. Pada masa tersebut, kemakmuran, masyarakat mencapai tingkat tertinggi, kaum Muslimin mulai berhubungan dengan kebudayaan asing, seperti kebudayaan Persi, Hindu, dan Yunani. Periode ini juga berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat.
2. Daulah Abbasiyah (750-1208 M) merupakan dinasti yang menelurkan konsep-konsep keemasan Islam dalam hal pengembangan ilmu pengetahuan. Zaman keemasan Islam yang ditandai dengan penguasaan ilmu pengetahuan diberbagai sektor telah membawa kemakmuran tersendiri pada masyarakat saat itu.
3. Kemajuan di segala bidang yang diperoleh Daulah Abbasiyah menempatkan bahwa Daulah Abbasiyah lebih baik dari daulah sebelumnya. Di samping itu, pada masa dinasti ini banyak terlahir tokoh-tokoh intelektual Muslim yang sangat berpengaruh hingga saat ini.
Sumber: Kementrian Agama Republik Indonesia. 2019. Buku Siswa : Sejarah Kebudayaan Islam Kelas XI. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar