LAPORAN
KULIAH KERJA
LAPANGAN (KKL)
FAKULTAS TARBIYAH
DAN ILMU KEGURUAN UNISNU JEPARA
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN AKADEMIK
2016/2017
DI MTs NEGERI 1 KOTA MALANG
Diajukan Untuk
Melengkapi Persyaratan
Penyelesaian Kuliah
Kerja Lapangan
Disusun Oleh:
Kelompok 10
1.
Wina Resmiati (141310003073)
2.
Zainurrohmah (141310003084)
3.
Muhammad Zaenal Hanif (141310003095)
4.
M. Roib (141310003097)
5.
Uswatun Khasanah (141310003104)
6.
Rokhmat (141310003107)
7.
Latifatun Ni’mah (141310003110)
8.
Rohmatin Maghfiroh (141310003130)
9.
Hanik Mariyatul Kiptiyah (141310003133)
10.
Siswanto (141310003134)
11.
Ainur Rohmah (141310003143)
12.
Choirin Widadiyah (141310003147)
13.
Siti Munawaroh (141310003154)
14.
Nikmatul Ulya (141310003159)
15.
Nikalatun Nakhya (141310003185)
16.
Aris Nur Cahyono (141310003213)
17.
Zaenuri (141310003229)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA
TAHUN 2017
PENGESAHAN
Laporan Pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara
Tahun Akademik 2016/2017 di MTs Negeri 1 Kota Malang
Oleh :
Kelompok 10
1. Wina Resmiati (141310003073)
2. Zainurrohmah (141310003084)
3. Muhammad Zaenal Hanif (141310003095)
4. M. Roib (141310003097)
5. Uswatun Khasanah (141310003104)
6. Rokhmat (141310003107)
7. Latifatun Ni’mah (141310003110)
8. Rohmatin Maghfiroh (141310003130)
9. Hanik Mariyatul Kiptiyah (141310003133)
10. Siswanto (141310003134)
11. Ainur Rohmah (141310003143)
12. Choirin Widadiyah (141310003147)
13. Siti Munawaroh (141310003154)
14. Nikmatul Ulya (141310003159)
15. Nikalatun Nakhya (141310003185)
16. Aris Nur Cahyono (141310003213)
17. Zaenuri (141310003229)
Telah disahkan pada:
Hari :
Tanggal :
Dekan FTIK Dosen
Pembimbing Lapangan
UNISNU Jepara
Drs. H. Akhirin, M.Ag. Drs.
Ahmad
Ali Munir Basyir, M.Pd.
KATA
PENGANTAR
Segala puji penulis panjatkan kepada Allah SWT Rabb
semesta alam sebagai wujud syukur atas segala ni’mat yang telah diberikan
kepada penulis. Atas ridha Allah mamberikan kami Hidayah-Nya
sehingga penulis tidak tersesat dalam jurang kebodohan dengan memberi penulis
setetes ilmu dan secercah nur pengetahuan dalam kehidupan ini.
Sholawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Nabi yang selalu menjadi panutan dan suri tauladan bagi umatnya
yang selalu ditunggu syafaat-Nya terlebih-terlebih syafaat al udzma fin yaum
al makhsayar. Amin.
Dalam pengantar sederhana ini ijinkan kami berterima kasih
kepada:
1. Dr. Sa’dullah Assa’idi, M.Ag., selaku Rektor UNISNU Jepara.
2. Drs. H. Akhirin
Ali, M.Ag., selaku Dekan FTIK
UNISNU Jepara.
3. Drs. Ahmad Ali Munir Basyir, M.Pd. sebagai Dosen
Pembimbing Lapangan yang selalu mengarahkan dan membimbing pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan sampai pembuatan laporannya.
4. Semua Dosen Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara,
dengan ilmu akademik yang mereka curahkan kepada penulis.
5. Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Kota
Malang.
6. Semua pihak
yang tidak dapat di sebutkan satu persatu yang telah berjasa dalam pelaksanaan
serta penyusunan laporan kuliah kerja lapangan ini.
Meskipun penulis sudah
berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan yang terbaik untuk laporan ini, namun penulis sebagai manusia
biasa tidak luput dari kesalahan maupun kekurangan. Oleh karena itu, saran, kritik, serta
masukan yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan.
Jepara, 19 Februari 2017
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................... iii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran................................................................................ 1
B. Rumusan Kuliah Kerja Lapangan..................................................... 2
C. Tujuan dan Target Kuliah Kerja
Lapangan........................................ 2
D. Manfaat Kuliah Kerja Lapangan....................................................... 4
E. Sistematika Laporan.......................................................................... 5
BAB II DESKRIPSI
TEORI
A. Materi dan
Kurikulum PAI................................................................ 7
B. Desain
Pembelajaran PAI.................................................................. 8
C. Metode
Pembelajaran PAI................................................................. 11
D. Media
Pembelajaran PAI................................................................... 15
E. Teknik
Evaluasi Hasil Belajar PAI.................................................... 18
BAB III KAJIAN OBJEK KKL
A. Data
Umum...................................................................................... 24
1.
Letak
Geografis ........................................................................ 24
2.
Visi
Misi.................................................................................... 25
3.
Sejarah/Histori........................................................................... 25
4.
Struktur
Kurikulum.................................................................... 28
5.
Keadaan
Siswa........................................................................... 36
6.
Guru
dan Karyawan................................................................... 37
7.
Komite
Sekolah/ Madrasah........................................................ 38
B. Data Khusus..................................................................................... 40
1.
Penerapan Materi dan Kurikulum PAI....................................... 40
2.
Implementasi
Desain Pembelajaran PAI..................................... 42
3.
Aplikasi Metode Pembelajaran PAI............................................ 43
4.
Media dan Alat Pendidikan bidang studi PAI............................. 45
5.
Pelaksanaan Teknik Evaluasi Hasil Belajar PAI......................... 48
BAB IV PEMBAHASAN
A. Faktor
Pendukung............................................................................. 50
B. Faktor
Penghambat........................................................................... 50
C. Upaya
Mengatasi Hambatan............................................................. 51
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................... 52
B. Rekomendasi.................................................................................... 53
C. Penutup............................................................................................. 54
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
Kuliah Kerja
Lapangan (KKL) adalah praktikum berupa kegiatan belajar yang dilakukan oleh mahasiswa
untuk menambah pengetahuan dan mendapatkan pengalaman nyata dari instansi,
lembaga atau organisasi yang berkaitan dengan disiplin keilmuan dan kompetensi
yang dikembangkan fakultas maupun program studi.
KKL merupakan
program akademik Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang harus diikuti oleh
semua mahasiswa. Secara umum kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengalaman
nyata dan memperluas cakrawala dalam pembentukan kompetensi pedagogik,
professional, personal maupun sosial sebagai calon pendidik maupun tenaga kependidikan,
sehingga mampu melaksanakan tugas-tugas kependidikan disekolah, yang meliputi
pengelolaaan pembelajaran dan wawasan kependidikan secara memadai. Dengan
demikian melalui kegiatan kuliah kerja lapangan para mahasiswa mampu
membimbing, mendorong dan membangkitkan minat dan motivasi peserta didik dalam
belajar dan dalam mengatasi problem hidupnya. Selain itu mahasiswa juga bisa
membangun komunikasi baik secara personal maupun sosial.
Selain itu, KKL
mahasiswa program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan UNISNU Jepara memiliki makna yang luhur. Sebab, tujuan pendidikan
tidak semata-mata memberikan ilmu pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga
menanamkan rasa keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta mengembangkan
kepribadian peserta didik menjadi manusia yang memiliki akhlaqul karimah.
Dengan demikian maka para mahasiswa tidak hanya sekedar mengetahui konsep
teoritis tentang kependidikan tetapi juga mampu meningkatkan penguasaan dan
keterampilan mahasiswa fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan terhadap ilmu
kependidikan yang meliputi materi dan kurikulum, desain pembelajaran, metode
pembelajaran, media pembelajaran dan teknik evaluasi hasil belajar PAI, untuk menuju
guru PAI yang memiliki kompetensi professional, peadagogik, personality dan
sosial berhaulan ahlu sunnah wal jamaah.
B.
Rumusan
Kuliah Kerja Lapangan
Agar laporan ini
dapat terarah dan dapat mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan, maka kami
merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1.
Bagaimana penerapan materi dan kurikulum PAI di MTs N 1 Kota Malang?
2.
Bagaimana
implementasi desain pembelajaran PAI yang diterapkan di MTs N 1 Kota Malang?
3.
Bagaimana
aplikasi metode pembelajaran PAI di MTs N 1 Kota Malang?
4.
Bagaimana
penggunaan media dan alat pendidikan bidang studi PAI di MTs N 1 Kota Malang?
5.
Bagaimana
pelaksanaan teknik evaluasi hasil belajar PAI di MTs N 1 Kota Malang?
6.
Faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat terkait proses
pembelajaran PAI di MTs N 1 Kota Malang?
7.
Bagaimana upaya untuk mengatasi hambatan-hambatan yang ada di MTs N 1 Kota Malang?
C. Tujuan
dan Target Kuliah Kerja Lapangan
Berdasarkan
permasalahan dan obyek kajian yang diteliti, maka ada beberapa tujuan yang
hendak dicapai dalam penelitian ini, yaitu :
1. Untuk mendeskripsikan aplikasi materi dan kurikulum PAI,
desain pembelajaran PAI, metode pembelajaran PAI, media pembelajaran PAI dan
bagaimana teknik evaluasi hasil belajar PAI di MTs N 1 Kota Malang
2. Untuk
mengetahui apa saja yang menjadi faktor
penghambat dan pendukung terkait pembelajaran PAI di MTs N 1 Kota Malang
3. Untuk mengetahui Upaya apa saja yang dilakukan MTs N 1
Kota Malang dalam mengatasi
hambatan-hambatan yang ada.
Target yang
diharapkan tercapai melalui kegiatan KKL ini adalah terbentuknya pribadi
mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan sebagai calon guru yang memiliki
kompetensi pedagogik, professional, kepribadian dan sosial. Disamping keempat
unsur tersebut mahasiswa juga mampu:
1. Mengimplementasikan manajemen pendidikan secara
profesional.
2. Menguraikan materi dan kurikulum pembelajaran PAI dalam
melaksanakan pengelolaan kurikulum, peningkatan kinerja guru, kreatifitas
siswa, dan meningkatkan derajat partisipasi masyarakat dalam pendidikan.
3. Mengimplementasikan prinsip dan konsep desain
pembelajaran PAI dalam pengelolaan pendidikan dengan menerapkan planning,
organizing, acting, dan controlling.
4. Mengaplikasikan prinsip dan konsep Metode Pembelajaran
PAI dalam perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran, dan hasil pembelajaran.
5. Menerapkan media dan alat pembelajaran dalam pelaksanaan
pembelajaran bidang studi PAI.
6. Melaksanakan evaluasi hasil belajar PAI dalam mengukur
proses pembelajaran.
D.
Manfaat
Kuliah Kerja Lapangan
Manfaat yang
diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Secara
Teoritis
a)
Dapat menambah pengetahuan baru bagi
dunia akademik serta menjelaskan
tentang materi dan
kurikulum PAI, desain pembelajaran PAI, metode pembelajaran PAI, media
pembelajaran PAI, serta teknik evaluasi hasil belajar PAI yang
diterapkan di MTS N 1 Kota
Malang.
b)
Dapat memberikan pengalaman dan
pengetahuan bagi para Mahasiswa tentang segala hal yang berhubungan dengan
dunia pendidikan serta problematika dalam dunia pendidikan. Terutama hal-hal
yang berhubungan tentang suatu kelembagaan dengan segala permasalahan yang ada
di dalamnya, baik yang berhubungan dengan proses pembelajaran maupun dalam
pengelolaan sekolah/ madrasah secara umum.
2. Secara
Praktis
a) Meningkatkan
penguasaan dan ketrampilan mahasiswa terhadap ilmu-ilmu kependidikan yang telah
didapatkan di bangku perkuliahan dalam praktik di lapangan.
b)
Mahasiswa
dapat menguraikan materi dan kurikulum PAI dalam pelaksanaan pengelolaannya, serta
peningkatan standar pendidkan siswa.
c)
Dapat memberi pengetahuan kepada para
Mahasiswa tentang desain
pembelajaran PAI yang tepat untuk menunjang proses pembelajaran
d)
Penerapan metode dan media pendidikan yang tepat
dalam pelaksanaan pembelajaran bidang studi Pendidikan agama Islam (PAI).
e)
Membentuk karakter Mahasiswa yang ber Akhlaqul Kariamah dan mempunyai
pengetahuan dan keterampilan sehingga dapat melahirkan tenaga profesional dalam
bidang pendidikan yang bias diandalkan di masa depan.
E.
Sistematika
Laporan
Agar Laporan
Kuliah Kerja Lapangan ini lebih sistematis dan mudah dipahami maka perlu dibuat
sistematika laporan. Adapun
sistematika Laporan kelompok KKL Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU
Jepara, adalah sebagai berikut:
Halaman
Judul
Halaman
Pengesahan
Kata
Pengantar
Daftar
Isi
BAB I : Pendahuluan
A. Dasar Pemikiran
B. Rumusan Kuliah Kerja Lapangan
C. Tujuan dan Target Kuliah Kerja Lapangan
D. Manfaat Kuliah Kerja Lapangan
E.
Sistematika
Laporan
BAB II : Deskripsi Teori
A. Materi dan Kurikulum PAI
B. Desain Pembelajaran PAI
C. Metode Pembelajaran PAI
D. Media Pembelajaran PAI
E.
Teknik
Evaluasi Hasil Belajar PAI
BAB III : Kajian Objek KKL
A. Data Umum
1.
Letak
Geografis
2.
Visi
Misi
3.
Sejarah/Historis
4.
Struktur
Kurikulum
5.
Keadaan
Siswa
6.
Guru
dan Karyawan
7.
Komite
Sekolah/Madrasah
B. Data Khusus
1.
Penerapan
Materi dan Kurikulum PAI
2.
Implementasi
Desain Pembelajaran PAI
3.
Aplikasi
Metode Pembelajaran PAI
4.
Media
dan Alat Pendidikan bidang studi PAI
5.
Pelaksanaan
Teknik Evaluasi Hasil Belajar PAI
BAB IV : Pembahasan
A. Faktor Pendukung
B. Faktor Penghambat
C. Upaya Mengatasi Hambatan
BAB V : Penutup
A. Simpulan
B. Rekomendasi
C. Penutup
BAB
II
DESKRIPSI
TEORI
A.
Materi dan Kurikulum PAI
Materi pokok Pendidikan Agama Islam adalah semua masalah
hidup dan kehidupan manusia menurut ajaran agama Islam dengan sumbernya yang
sudah jelas yaitu : Kitab Suci Al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW dan materi yang
disampaikan itu harus sesuai dengan kemampuan atau kecerdasan serta pertumbuhan
peserta didiknya.
Secara garis besar materi pokok pendidikan agama Islam
meliputi:
1.
Aqidah;
adalah bersifat I’tikat batin, mengajarkan keesaan Allah, Esa sebagai Tuhan
yang mencipta, mengatur dan meniadakan alam ini.
2.
Syari’ah;
adalah berhubungan dengan amal lahir dalam rangka mentaati semua peraturan dan
hukum Tuhan guna mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan.
3.
Akhlak;
adalah sesuatu amalan yang bersifat pelengkap penyempurnaan bagi kedua amal
diatas dan mengajarkan tentang tata cara pergaulan hidup manusia.
Permendiknas nomor 23 tahun 2006 tentang standar SKL
untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, permendiknas nomor 24 tahun 2006
tentang pelaksanaan, permendiknas nomor 22 tahun 2006 dan 23 tahun 2006. Mapel
PAI meliputi:
1.
Qur’an
Hadits
2.
Akidah
3.
Akhlak
4.
Fiqih
5.
Tarikh
dan kebudayaan Islam
B.
Desain Pembelajaran PAI
Secara etimologi, desain adalah sebuah istilah yang
diambil dari kata design yang berarti kerangka bentuk, rancangan, motif
atau corak (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008: 346). Sementara
secara terminologi, Desain adalah suatu pemikiran atau persiapan untuk
melaksanakan suatu tugas atau untuk mengambil suatu keputusan terhadap apa yang
akan dilaksanakan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu melalui
langkah-langkah sistematis dan memperhatikan prinsip-prinsip pelaksanaan tugas
tersebut (Royani, 2004: 66). Dengan demikian, desain pembelajaran PAI dapat
diartikan sebagai rancangan yang dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran
PAI melalui langkah-langkah yang sistematis dan sesuai prinsip-prinsip
pembelajaran PAI.
Pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu rekayasa yang
diupayakan untuk membantu peserta didik agar dapat tumbuh berkembang sesuai
dengan maksud dan tujuan penciptaannya. Dalam konteks proses belajar disekolah
atau madrasah, pembelajaran tidak mungkin terjadi dengan sendirinya, yakni
peserta didik belajar berinteraksi dengan lingkungannya seperti yang terjadi
dalam proses belajar dimasyarakat (social learning). Namun, proses
pembelajaran harus diupayakan dan selalu selaras dengan tujuan (goal Based).
Oleh karenanya segala kegiatan, metode dan kondisi pembelajaran harus
direncanakan dengan selalu mengacu pada tujuan pembelajaran yang dikehendaki.
Disinilah letak urgensi sebuah desain pembelajaran.
Desain pembelajaran tidak hanya berperan sebagai pendekatan yang terorganisasi
(organized approach) untuk memproduksi dan mengembangkan bahan ajar
tetapi juga merupakan sebuah proses generik yang dapat digunakan untuk
menganalisis masalah pembelajaran dan kinerja manusia serta menetukan solusi
yang tepat untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Dengan adanya desain dalam
pembelajaran, diharapkan proses belajar mengajar dapat menemukan arah yang
tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Desain pembelajaran sebagai sebuah rancangan hendaknya
mengandung komponen yang disebut dengan anchor point (Abdul Majid,
2007:96). Jika diterapkan dalam pendidikan agama Islam, maka komponen desain
pembelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.
Tujuan
pembelajaran
Secara umum, pembelajaran PAI di sekolah atau di madrasah
bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, pemahaman, penghayatan, pengamalan, serta pengalaman
peserta didik tentang agama Islam. Sehingga menjadi manusia yang muslim, yang
terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaan, berbangsa, dan bernegara, serta
untuk dapat melanjutkan pada jenjang yang tinggi (Majid dan Handayani, 2004:
135). Adapun yang khusus, pembelajaran materi PAI harus dirumuskan sedemikian
rupa mencakup semua dimensi dalam kehidupan, baik dalam aspek vertikal maupun
horizontal.
2.
Materi
pembelajaran
Materi PAI dimadrasah ataupun sekolah mencakup materi
al-Qur’an Hadits, Aqidah Akhlak, PAI, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Dalam
menyusun materi pembelajaran perlu diperhatikan beberapa prinsip, yaitu
kecukupan, konsistensi, dan kebutuhan agar materi pembelajaran benar-benar
sejalan dan searah dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan.
3.
Pendekatan
dan metode pembelajaran
PAI sebagai sebuah mata pelajaran memiliki kekhasan
sendiri jika dibandingkan dengan materi pelajaran lain. Untuk itu dibutuhkan
pendekatan dan metode yang tepat agar mapel PAI mudah diterima oleh peserta
didik. Selain metode-metode tradisional khas PAI, seperti sorogan atau
bandongan, pembelajaran PAI perlu dibubuhi variasi dengan cara menerapkan
metode pembelajaran kontemporer yang memungkinkan untuk diterapkan dalam
pembelajaran PAI.
4.
Media
pembelajaran
Kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting dalam
proses belajar mengajar. Ketidakjelasan dan kerumitan materi ajar yang
disampaikan dapat dibantu atau disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat
mewakili apa yang tidak bisa disampaikan guru menggunakan bahasa lisan secara
jelas (Djamarah dan Zain, 2002: 136). Disamping itu, media pembelajaran juga
dapat merangsang pikiran, perasaan, dan perhatian siswa sehingga dapat
mendukung lancarnya proses belajar mengajar.
5.
Evaluasi
pembelajaran
Evaluasi adalah kegiatan yang meliputi mengukur dan
menilai. Mengukur berarti membandingkan sesuatu dengan satu ukuran, pengkuran
bersifat kuantitatif. Sedangkan menilai adalah mengambil sesuatu keputusan
terhadap sesuatu dengan ukuran baik dan buruk, penilaiannya bersifat
kualitatif. Hasil evaluasi pembelajaran merupakan ukuran sejauh mana
pembelajaran yang telah dilaksanakan telah mencapai tujuan. Kecuali itu, hasil
evaluasi juga bisa dijadikan sebagai acuan setiap pendidik dalam merancang
pembelajaran selanjutnya.
Beberapa komponen diatas, sebagaimana dikemukakan oleh
Sanjaya (2008: 65) harus dirumuskan secara sinergis dan singkron satu sama
lain. Hal ini karena suatu desain pada dasarnya bersifat linier, yang diawali
dari penentuan kebutuhan, kemudian mengembangkan rancangan untuk merespon
kebutuhan, kemudian rancangan tersebut diuji cobakan dan akhirnya dilakukan
proses evaluasi untuk menentukan hasil evektivitas rancangan yang disusun.
Adapun langkah-langkah desain pembelajaran yang baik
sebagaimana dikemukakan oleh Oemar Hamalik (2003: 23) adalah sebagai berikut:
a.
Menentukan
tujuan pembelajaran PAI, baik secara umum maupun khusus.
b.
Mengidentifikasi
kebutuhan, kondisi, dan karakteristik peserta didik.
c.
Menentukan
materi pembelajaran.
d.
Menentukan
pendekatan, strategi, dan metode yang akan digunakan.
e.
Menentukan
media pembelajaran.
f.
Merumuskan
evaluasi pembelajaran.
C.
Metode Pembelajaran PAI
Metode
pembelajaran adalah suatu modal dan cara yang dapat dilakukan untuk menggelar
aktivitas belajar mengajar agar berjalan dengan baik.[1]
Sementara
dalam pembelajaran PAI, metode pembelajaran pendidikan agama Islam dapat
dimaknai sebagai suatu cara yang dapat ditempuh untuk mengimplementasikan
rancangan pembelajaran pendidikan agama Islam agar terwujud kepribadian muslim
sesuai dengan cita-cita pendidikan agama Islam, membentuk akhlak dan pribadi
peserta didik sehingga menjadi insan kamil baik secara fisik maupun psikis.
Metode
memiliki peranan yang sangat penting dalam pembelajaran. Berhasil atau tidaknya
suatu pembelajaran, salah satunya tergantung pada metode yang digunakan.
Pembelajaran akan berjalan dengan efektif dan efisien, jika pendidik mampu
memilih metode yang tepat untuk disuguhkan kepada peserta didik. Namun
sebaliknya pemilihan metode yang salah akan menghambat pencapaian tujuan
pembelajaran.
Ada dua faktor yang mempunyai andil dalam menentukan
keberhasilan pembelajaran, yakni faktor yang berada diluar kendali guru dan
faktor yang berada dalam kendali guru. Faktor yang berada diluar wilayah kendali
guru meliputi karakteristik dan latar belakang siswa, kondisi dan kualitas
sarana prasarana. Sementara faktor yang termasuk dalam kendali guru meliputi
rancangan, sajian dan evaluasi pembelajaran. Faktor-faktor inilah yang sangat
terkait dengan metode pembelajaran. Faktor yang berada diluar kendali guru
merupakan acuan untuk merancang pembelajaran sehingga terdapat sinergi antara
kedua faktor tersebut. Begitu juga dalam menentukan metode pembelajaran harus
memperhatikan dan mempertimbangkan faktor yang berada diluar kendali guru.
Oleh karena itu, al-Ghazali sebagaimana dikutip Syamsu
Yusuf (2000: 11) menganjurkan kepada para pendidik agar tidak terpaku pada
penggunaan satu metode saja dalam pelaksanaan pendidikan anak. Dia menganjurkan
agar pendidik memilih metode pendidikan yang sesuai dengan usia dan karakter
anak. Disamping itu, perbedaan materi pembelajaran dengan berbagai
kekhususannya juga harus diperhatikan sebagai bahan pertimbangan dalam
menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan. Oleh karenanya, dalam
memilih dan menentukan metode pembelajaran yang tepat, seseorang pendidik harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut (Zuhairini, 1983: 80).
1.
Tujuan
yang berbeda dari masing-masing mata pelajaran sesuai dengan jenis, sifat
maupun isi mata pelajaran masing-masing.
2.
Perbedaan
latar belakang individual anak, baik latar belakang kehidupan, tingkat usia
maupun tingkat kemampuan berfikirnya. Oleh karena itu cara mengajar pendidikan
agama untuk tingkat perguruan tinggi tidak dapat disamakan dengan mengajar
disekolah dasar.
3.
Perbedaan
situasi dan kondisi dimana pendidikan berlangsung, dengan pengertian bahwa
disamping perbedaan jenis lembaga pendidikan masing-masing juga letak geografis
dan sosio budaya.
4.
Perbedaan
pribadi dan kemampuan pendidik masing-masing.
5.
Ketersediaan
sarana dan fasilitas yang berbeda-beda baik dari segi kualitas maupun
kuantitasnya.
Selain mempertimbangkan beberapa faktor diatas, pemilihan
metode pembelajaran juga harus mempertimbangkan prinsip-prinsip sebagai berikut
(Ginting, 2008: 82):
1.
Tidak
ada metode yang paling unggul karena semua metode mempunyai karakteristik yang
berbeda-beda dan memiliki kelemahan serta keunggulan masing-masing.
2.
Setiap
metode hanya sesuai untuk pembelajaran sejumlah kompetensi tertentu dan tidak
sesuai untuk pembelajaran sejumlah kompetensi lainnya.
3.
Setiap
kompetensi memiliki karakteristik yang umum maupun yang spesifik sehingga
pembelajaran suatu kompetensi membutuhkan metode tertentu yang mungkin tidak
sama dengan kompetensi yang lain.
4.
Setiap
siswa memiliki sensitifitas berbeda terhadap metode pembelajaran.
5.
Setiap
siswa memiliki bekal perilaku yang berbeda serta tingkat kecerdasan yang
berbeda pula.
6.
Setiap
materi pembelajaran membutuhkan waktu dan sarana yang berbeda.
7.
Tidak
semua sekolah memiliki sarana dan fasilitas lainnya yang lengkap.
8.
Setiap
guru memiliki kemampuan dan sikap yang berbeda dalam menerapkan suatu metode
pembelajaran.
Adapun prinsip-prinsip penentuan metode pembelajaran PAI
adalah sebagai berikut (Yusuf dan Anwar, 1997: 7-10)
1.
Prinsip
motivasi dan tujuan belajar. Motivasi memiliki kekuatan yang sangat dahsyat
dalam proses belajar mengajar. Belajar tanpa motivasi seperti badan tanpa jiwa.
Demikian juga tujuan, proses belajar mengajar yang tidak mempunyai tujuan yang
jelas akan tidak terarah. Metode yang digunakan oleh pendidik dalam
pembelajaran PAI harus memperhatikan motivasi peserta didik serta tujuan
pembelajaran PAI yang bermuara pada perbaikan akhlak.
2.
Prinsip
kematangan dan perbedaan individual. Semua perkembangan pada anak memiliki
tempo yang berbeda-beda, karena itu setiap guru agar memperhatikan waktu dan
irama perkembangan anak, motif, intelegensi dan emosi kecepatan menangkap
pelajaran, serta pembawaan dan faktor lingkungan. Dalam pembelajaran PAI,
kematangan individu dan pengetahuan dasar agama Islam harus diperhatikan oleh
pendidik, karena tidak semua peserta didik mempunyai latar belakang agama yang
kuat.
3.
Prinsip
penyediaan peluang dan pengalaman praktis. Belajar dengan memperhatikan peluang
sebesar-besarnya bagi partisipasi anak didik dan pengalaman langsung akan lebih
memiliki makna daripada belajar verbalistik. Terlebih dalam pembelajaran PAI,
metode yang memberikan pengalaman sangat dituntut agar dapat memberikan
pengalaman langsung kepada peserta didik sebagai bekal dalam menjalani
kehidupan sehari-hari.
4.
Integrasi
pemahaman dan pengalaman. Penyatuan pemahaman dan pengalaman menghendaki suatu
proses pembelajaran yang mampu menerapkan pengalaman nyata dalam suatu proses
belajar mengajar. Sebagaimana diketahui, pembelajaran PAI tidak hanya berhenti
pada ranah pemahaman semata, tetapi juga harus ditransformasikan kedalam
keterampilan beragama yang berujung pada perubahan akhlak dan perilaku peserta
didik.
5.
Prinsip
fungsional. Belajar merupakan proses pengalaman hidup yang bermanfaat bagi
kehidupan berikutnya. Setiap pembelajaran PAI tidak bisa lepas dari nilai
manfaat. Manfaat pembelajaran PAI mencakup semua sisi dalam kehidupan manusia,
baik dalam kapasitasnya sebagai makhluk pribadi, sosial, maupun makhluk Tuhan.
6.
Prinsip
menyenangkan. Belajar merupakan proses yang terus berlanjut tanpa henti, tentu
seiring kebutuhan dan tuntutan yang terus berkembang. Berkaitan dengan
kepentingan belajar yang terus menerus, maka metode mengajar jangan sampai
memberi kesan memberatkan, sehingga kesadaran pada anak untuk belajar.
D.
Media Pembelajaran PAI
Menurut
Heinich, media merupakan alat saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa
latin, merupakan bentuk jamak dari kata medium.
Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara, yaitu perantara sumber
pesan dengan penerima pesan.
Media
pembelajaran terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur peralatan atau
perangkat keras (hardware) dan unsur
pesan yang dibawanya (software). Software adalah informasi atau bahan
ajar yang aakan disampaikan kepada siswa, sedangkn hardware adalah sarana atau peralaatan yang digunakan untuk
menyajikan pesan atau bahan ajar tersebut. Dengan demikian media pembelajaran
memerlukan peralatan untuk menyajika pesan, namun yang terpenting bukanlah
peralatan itu, tetapi pesan atau informasi belajar yang dibawakan oleh media
tersebut.[2]
Media
pembelajaran sangat beragam dan dapat membantu siswa dalam dalam proses
pembelajaran. Namun demikian, peran yang dimainkan guru itu sendiri juga
menentukan terhadap efektififtas penggunaan media pembelajaran dalam
pembelajaran.
Adapun media
pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan ciri-ciri tertentu, antara
lain:
1. Berdasarkan
kemampuan Indra
a. Media
audio
Yaitu jenis media pembelajaran yang
menggunakan kemampuan indra telinga atau pendengaran. Jenis media pembelajaran
ini menghasilkan pesan berupa bunyi atau suara.
b. Media
visual
Yaitu jenis media pembelajaran yang
menggunakan kemampuan indera mata atau penglihatan. Jenis media pembelajaran
ini menghasilkan pesan berupa bentuk rupa yang dapatdilihat.
c. Media
audio visual
Yaitu jenis media pembelajaran yang
menggunakan kemampuan indera pendengaran dan indra penglihatan. Jenis media
pembelajaran ini menghasilkan pesan berupa suara dan bentuk rupa.
2. Berdasarkan
daya atau kemampuan liputannya
a. Media
pembelajaran dengan daya atau kemampuan liputannya luas
Yaitu dapat menjangkau tempat yang
luas dengan jumlah orang atau siswa yang banyak. Contohnya radio dan televisi.
b. Media
pembelajaran dengan daya atau kemampuan liputannya terbatas
Yaitu hanya dapat menjangkau tempat
atau ruangan tertentu dan terbatas dengan umlah orang atau siswa yang tidak
banyak. Contohnya papan tulis, slide, overhead
projector (OHP).
3. Berdasarkan
pengguna atau pemakainya
a. Media
pembelajaran yang digunakan untuk pembelajaran secara masal atau banyak orang.
b. Media
pembelajaran yang digunakan untuk pembelajaran secara individual atau
perorangan, misalnya dengan modul.
4. Berdasarkan
dimensinya
a. Media
dua dimensi
Jenis media pembelajaran yang hanya
mempunyai dua ukuran yaitu panjang dan lebar. Contohnya ialah poster, bagan dan
gambar.
b. Media
tiga dimensi
Jenis media pembelajaran yang
minimal mempunyai tiga ukuran yaitu panjang, lebar dan tinggi.
5. Berdasarkan
proyeksinya
a. Media
proyeksi
Jenis media pembelajaran yang bisa
diproyeksikan atau dipancarkan dengan menggunakan proyektor sehingga gambarnya
dapat terlihat pada layar.
b. Media
tidak diproyeksikan
Jenis media pembelajaran yang tidak
bisa diproyeksikan atau dipancarkan.[3]
Adapun nilai dan manfaat media pembelajaran PAI
adalah sebagai berikut:
1. Media pembelajaran dapat memperjelas
penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkkan
proses dan hasil belajar.
2. Media pembelajaran dapat meningkatkan
dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar,
interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan
siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
3. Media
pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu. Seperti:
a. Kejadian
langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat
ditampilkan melalui rekaman video, film, foto, slide disamping secara verbal.
b. Kejadian
atau percobaan yang dapat membahayakan dapat disimulasikan dengan media seperti
computer, film, dan video
c. Peristiwa
alam seperti meletusnya gunung berapi atau proses yang dalam kenyataan memakan
waktu lama seperti proses kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajikan.[4]
Untuk mengembangkan
media pembelajaran tidak bisa sembarangan, namun harus direncanakan dan
memeperhatikan beberapa prinsip berikut ini:
1. Mudah
mendapatkan bahan bakunya, diutamakan yang ada disekitar lingkungan tempat
tinggal siswa atau sekitar sekolah.
2. Multi
guna atau manfaatnya banyak. Media pembelajaran sebaiknya bisa digunakan tidak
hanya untuk menjelaskan satu materi pembelajaran, melainkan banyak materi
pembelajaran.
3. Menimbulkan
kreatifitas siswa.
Media pembelajaran hendaknya
membuat siswa menjadi senang dalam belajar dan mengembangkan daya khayal atau
imajinasinya sehingga mereka dapat bereksperimen dan bereksplorasi.
4. Menarik
perhatian, sehingga siswa berminat untuk menggunakannya dan mendapatkan
pemahaman dari materi pembelajaran yang disampaikan melalui media pembelajaran
tersebut.
5. Menyesuaikan
dengan tingkat perkembangan siswa, baik fisik, mental, atau pikirannya.[5]
E.
Teknik Evaluasi Hasil Belajar PAI
1.
Prinsip
evaluasi belajar
Untuk dapat melakukan pengukuran dan penilaian secara
efektif diperlukan latihan dan penguasaan teori yang relevan dengan tujuan dari
proses kegiatan sebagai bagian yang tidak terlepas dari kegiatan pendidikan.
Sehubungan dengan hal tersebut perlu diperhatikan prinsip penilaian dari
berbagai sumber sebagai dasar dalam pelaksanaan. Menurut (Sudijono, 2011) prinsip
evaluasi sebagai berikut:
a)
Valid
artinya benar atau apa adanya, menilai apa yang seharusnya dinilai. Pendidik
harus mengukur pencapaian kompetensi yang ditetapkan dalam standar isi
(kompetensi dasar). Reliabel artinya konsisten, penilaian yang cenderung sama
apabila dilakukan dalam waktu dan responden yang berbeda.
b)
Menyeluruh
Dalam penilaian dilakukan secara menyeluruh mencakup
seluruh domain yang tertuang dalam setiap indikator pencapaian belajar.
c)
Obyektif
Prinsip ini adalah mengandung makna apa adanya, evaluasi
belajar terlepas dari faktor yang sifatnya subyektif. Prinsip ini didasari
dengan adil, terencana, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pemberian
skor.
d)
Mendidik
Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan motivasi,
memperbaiki proses dan meningkatkan kualitas proses kegiatan dan menumbuhkan
mahasiswa berkembang secara optimal.
2.
Fungsi
evaluasi hasil belajar
Secara umum dalam pelaksanaan penilaian berfungsi sebagai
berikut:
a.
Mengukur
kemajuan
b.
Menunjang
penyusunan rencana
c.
Menyempurnakan
kembali
Evaluasi dilaksanakan secara berkesinambungan yakni
berkelanjutan, dalam hal ini akan membuka peluang bagi evaluator untuk
memperkirakan apakah tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai secara
menyeluruh atau tidak. Apabila hasil evaluasi yang dicapai tidak sesuai dengan
rencana, maka evaluator akan berusaha untuk mencari dan menemukan faktor-faktor
penyebabnya serta menemukan cara pemecahannya. Bukan tidak mungkin evaluator
mengadakan perubahan dan penyempurnaan kembali dari hasil data. Jadi, adanya
evaluasi dalam pendidikan untuk melakukan perbaikan. Adapun secara khusus
fungsi evaluasi pendidikan menurut (Sudijono, 2011) dapat dilihat dari tiga
aspek yaitu :
a)
Fungsi
psikologis
Kegiatan evaluasi dapat dilihat dari sisi pendidikan dan
peserta didik. Bagi mahasiswa, evaluasi secara psikologis akan memberikan
pedoman atau pegangan batin bagi mereka untuk mengenal kapasitas dan statusnya
ditengah-tengah kelompok atau kelasnya. Misalnya, dengan dilakukannya evaluasi belajar
mahasiswa, maka para mahasiswa akan mengetahui dirinya termasuk dalam kelompok
berkemampuan tinggi, rata-rata, atau rendah. Sedangkan bagi pendidik, secara
psikologis evaluasi dapat menjadi pedoman dalam menentukan berbagai langkah
yang dipandang perlu dilakukan selanjutnya, misalnya menggunakan metode, hasil
belajar siswa menunjukkan peningkatan.
b)
Fungsi
sosiologis
Evaluasi berfungsi untuk mengetahui apakah mahasiswa
sudah cukup mampu untuk terjun ke masyarakat. Mampu disini berarti bahwa
mahasiswa dapat berkomunikasi dan beradaptasi terhadap seluruh lapisan
masyarakat. Hal ini sangat penting dalam kegiatan Kuliah Kerja Lapangan dimana
kegiatan ini berinteraksi langsung dengan masyarakat.
c)
Fungsi
didaktik-metodik
Bagi mahasiswa evaluasi dapat memberikan motivasi untuk
memperbaiki, meningkatkan, dan mempertahankan prestasi. Bagi pendidik, evaluasi
berfungsi untuk membantu pendidik dalam menempatkan mahasiswa pada kelompok
tertentu sesuai dengan kemampuan dan kecakapannya masing-masing serta membantu
pendidik dalam usaha memperbaiki proses pembelajarannya.
d)
Fungsi
administratif
Evaluasi berfungsi untuk memberikan laporan tentang
kemajuan siswa kepada orang tua, pejabat pemerintah yang berwenang, kepala
sekolah, guru-guru, dan siswa itu sendiri, memberikan berbagai bahan keterangan
(data), dan memberikan gambaran secara umum tentang semua hasil usaha yang
dilakukan oleh institusi pendidikan.
3.
Tujuan
evaluasi belajar
Evaluasi merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam
meningkatkan kualitas, kinerja, atau produktivitas suatu lembaga dalam
melaksanakan progamnya. Melalui evaluasi akan diperoleh tentang apa yang telah
dicapai dan mana yang belum, dan selanjutnya informasi ini digunakan untuk
perbaikan suatu program (Mardapi, 2012).
Secara umum, tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan ada
dua. Pertama, untuk menghimpun berbagai keterangan yang akan dijadikan sebagai
bukti perkembangan yang dialami oleh para mahasiswa setelah mereka mengikuti
proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Dengan kata lain, tujuan utama
evaluasi dalam pendidikan yakni memperoleh data pembuktian yang akan menjadi
petunjuk tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam pencapaian berbagai
tujuan kurikuler setelah menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu yang
telah ditentukan.
Tujuan umum kedua dari evaluasi pembelajaran adalah
mengukur dan menilai efektivitas mengajar serta berbagai metode mengajar yang
telah diterapkan atau dilaksanakan oleh pendidik, serta kegiatan belajar yang
dilaksanakan oleh mahasiswa (Rizema, 2013).
Selain tujuan umum tersebut, evaluasi juga memiliki
beberapa tujuan khusus. Pertama, merangsang kegiatan siswa dalam menempuh
program pendidikan. Tanpa evaluasi, tidak mungkin timbul kegairahan pada diri
siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasinya masing-masing. Kedua,
mencari dan menemukan berbagai faktor penyebab keberhasilan maupun
ketidakberhasilan siswa dalam mengikuti program pendidikan, sehingga dapat
menemukan jalan keluar (Rizema, 2013).
4.
Ruang
lingkup evaluasi hasil belajar
Ruang lingkup evaluasi berkaitan dengan cakupan objek
evaluasi itu sendiri. Mengingat begitu luasnya cakupan bidang pendidikan, dapat
diidentifikasi kedalam tiga cakupan penting, yaitu evaluasi pembelajaran,
evaluasi program, dan evaluasi sistem. Hal ini sesuai dengan Pasal 27 ayat 2
UURI No. 20 Tahun 2003, evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga, dan
program pendidikan pada jalur formal dan non formal untuk semua jenjang satuan
dan jenis pendidikan (Sofan Amri, 2013:211).
Menurut (Arifin, 2012) ruang lingkup evaluasi seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa ruang lingkup evaluasi pembelajaran
hendaknya bertitik tolak dari tujuan evaluasi pembelajaran itu sendiri. Jika
tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan sistem
pembelajaran, maka ruang lingkup evaluasi pembelajaran adalah:
a.
Program
pembelajaran
Program pembelajaran ini meliputi: tujuan pembelajaran,
isi/materi pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber
belajar, lingkungan dan penilaian proses dan hasil belajar.
b.
Proses
pelaksanaan pembelajaran
Kegiatan, yang meliputi: jenis kegiatan, prosedur
pelaksanaan setiap jenis kegiatan, sarana pendukung, efektivitas dan efisiensi,
dan sebagainya dalam kegiatan kuliah kerja lapangan.
c.
Hasil
pembelajaran, baik untuk jangka pendek (sesuai dengan pencapaian indikator),
jangka menengah (sesuai dengan target untuk setiap bidang studi/mata
pelajaran), dan jangka panjang (setelah siswa terjun ke masyarakat). Dalam
hasil pembelajaran disini meliputi tiga domain penilaian yaitu: domain kognitif
(pengetahuan), domain afektif (sikap) dan domain psikomotorik (ketrampilan).
Ruang lingkup evaluasi pembelajaran dalam perspektif
penilaian proses dan hasil belajar
a.
Sikap
dan kebiasaan, motivasi, minat, bakat, yang meliputi: bagaimana sikap mahasiswa
terhadap pendidik, mata pelajaran, lingkungan, dan lain sebagainya? Bagaimana
tanggung jawab mahasiswa terhadap tugas yang diberikan pendidik? Bagaimana
motivasi, minat, dan bakat dalam kegiatan ini?
b.
Pengetahuan
dan pemahaman mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan KKL melalui observasi,
wawancara dan dokumentasi.
c.
Kecerdasan,
mahasiswa mampu memecahkan masalah dalam kegiatan dilapangan.
d.
Ketrampilan.
BAB
III
KAJIAN
OBJEK KKL
A.
Data
Umum
1.
Letak Geografis
MTs N 1 Kota Malang berdiri pada tanggal 1 Januari 1978. Tanah
madrasah sepenuhnya milik negara dalam hal ini di bawah Departemen Agama. Luas
areal seluruhnya 6.295 m2, sedangkan luas bangunannya adalah 3479,8
m2. MTs Negeri 1 Kota
Malang berlokasi
di jalan Bandung nomor
7 Malang. Adapun di jalan
Bandung nomor 7 yang merupakan lokasi strategis dihuni oleh 3 jenjang Madrasah
Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah hingga Madrasah Aliyah yang kini telah menjadi
madrasah terpadu. Awal terbentuknya tiga jenjang madrasah tersebut, dengan adanya
SK Menteri Agama nomor 15/Th. 78, 16/Th. 78 dan 17/Th. 78 yang menetapkan SD
latihan PGAN 6 tahun menjadi MIN Malang I, dan kelas I, II, III PGAN 6 tahun
menjadi MTs N Malang I sekarang Menjadi MTs N 1 Kota Malang. Demikian juga
kelas IV, V, VI PGAN 6 tahun saat ini masih disebut sebagai PGA. Tetapi setelah
seluruh kelas dapat selesai (tamat) dirubah fungsinya menjadi MAN 3 Malang.
2.
Visi Misi
VISI
Menjadi madrasah berkualitas unggul
dalam IMTAQ dan IPTEK yang berstandar
Internasional.
MISI
a. Menyelenggarakan
pendidikan sesuai dengan Sistem Pendidikan Nasional dan berstandar
Internasional,
b. Menyelenggarakan
pendidikan yang dilandasi nilai keislaman dan seni budaya bangsa,
c. Melaksanakan
peningkatan kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan sesuai standar nasional
dan internasional,
d. Melaksanakan
pembelajaran yang berkualitas, berbasis ICT dengan menggunakan bahasa Inggris,
e. Melaksanakan
pengembangan institusi berdasar Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Madrasah
(MPMBM),
f. Meningkatkan
budaya hidup sehat untuk mewujudkan generasi yang kompetitif,
g. Mewujudkan
lulusan yang berakhlakul karimah, berkualitas, dan berwawasan global,
h. Mewujudkan
madrasah yang terakreditasi (ISO),
3.
Sejarah/ Historis
Periode pertama tahun 1979-1991. Drs. H. Muh. Muhdi (Kepala Madrasah
Pertama)
MTs
Negeri 1 Kota Malang memulai kiprahnya dengan menempati kelas-kelas yang berukuran +7x7 meter;
setiap kelas menampung rata-rata
42 siswa dengan 4 kelas paralel untuk
kelas I dan II. Sedangkan untuk kelas III ada 3 kelas paralel. Situasi ruang yang memang tidak di
pola untuk kelas. Sebenarnya ruang belajar siswa PGA yang dulu di tampung di
asrama sudah barang tentu sangat tidak kondusif. Pengembangan belum bisa dilaksanakan karena dana tidak
mendukung. Input siswa dari golongan ekonomi menengah ke bawah, bahkan dari
golongan ekonomi lemah pun banyak. Sehingga swadaya BP.3 untuk pengembangan
madrasah belum dapat diharapkan.
Periode ke dua tahun
1991-1992. Drs. H. Untung Saleh (Kepala Madrasah ke dua)
Situasi masih tetap, namun sudah diusahakan adanya
kejelasan lokasi yang pada saat
perubahan struktur dahulu belum diperjelas. Maka pada periode ke 2 ini mulai
diperjelas. Namun belum berhasil usahanya telah ada pergantian, karena Kepala
Madrasah dipindah tugaskan menjadi
Kepala MAN 3 Malang.
Periode ke tiga tahun
1992-1994. Drs. Ridwan Adnan (Kepala Madrasah ke tiga)
Melanjutkan
usaha pemimpin sebelumnya dan mulai menambah rombongan kelas. Pada tahun 1994
dilakukan perpindahan lokasi sehingga berdampingan dengan MIN Malang I. Kelas satu
ada 6 kelas paralel sehingga ruang kelas yang ada masih kurang. Diadakan kelas
sore,
kendalanya siswa tidak bergairah belajar, akhirnya hasil tidak maksimal.
Selanjutnya terjadi mutasi, yaitu
Kepala MTs N 1 Kota Malang
dipindahkan ke MTs N
Malang II. diganti oleh Kepala MIN Malang I.
Periode ke empat tahun
1994-2000. Drs. H. Abdul Djalil. M.Ag. (Kepala Madrasah
ke empat)
Banyak
sekali kemajuan yang diraih, boleh
dikatakan pada saat periode keempat inilah awal kemajuan MTs Negeri 1 Kota
Malang. Perjuangan memajukan MTs Negeri 1 Kota Malang dilakukan dengan berbagai upaya, antara lain mengenalkan lembaga kepada
masyarakat luas,
yang pada saat itu belum banyak dikenal. Selanjutnya dilakukan pembenahan sistem pembelajaran, disiplin dan keadaan fisik bangunan.
Pada periode ini MTs N 1 Kota Malang mulai menjadi
perhatian masyarakat dan dianggap sebagai pendidikan berbasis agama Islam yang
memiliki kualitas sejajar dengan sekolah umum lainnya. Hal ini dapat dilihat
dari banyaknya pendaftar.
Periode ke lima tahun
2000-2008. Dra. Hj. Sri Istuti Mamik, M.Ag (Kepala Madrasah ke
lima)
Memasuki
tahun 2000,
perhatian masyarakat terhadap MTs N
1 Kota Malang terus meningkat. Nama
madrasah sudah mulai diperhitungkan. Untuk mengimbangi perhatian masyarakat
tersebut dilakukan perubahan wajah gedung madrasah dan pembenahan lingkungan.
serta pengadaan unit-unit usaha yang dikelola koperasi karyawan yaitu
unit usaha,
wartel, pertokoan, foto kopi dan warnet. Semua itu sangat menarik perhatian
masyarakat yang kebetulan membutuhkan jasa dari unit usaha tersebut. Dengan
demikian sekaligus unit-unit
usaha itu sebagai alat promosi yang juga mendatangkan penghasilan.
Sebagai
upaya meningkatkan kualitas dilakukan pembenahan dan peningkatan mulai dari
bidang pelayanan masyarakat, sistem
pembelajaran,
kedisiplinan,
hingga sarana dan prasarana pendidikan. Upaya ini dilakukan dengan dibukanya
program akselerasi dan bilingual. Sedangkan untuk semakin meningkatkatkan
kualitas pendidikan di MTs N
1 Kota Malang dilaksanakan kerjasama
dengan pra orang tua siswa; dalam bentuk Komite Madrasah dan Parent of Class
Organication
(POCO), dan Dunia Usaha
dan Industri (DUDI).
Periode ke enam tahun 2008-September 2014. Dra.
Binti Maqsudah. M.Pd. (Kepala Madrasah Periode ke enam)
Kepercayaan
dan perhatian masyarakat terhadap MTs N
1 Kota Malang semakin tinggi. Sehingga ruang belajar semakin tidak mencukupi.
Dengan demikian ditambah beberapa ruang belajar, dan karena banyaknya peminat maka hanya
sekitar 20% saja yang dapat diterima sebagai peserta didik baru. Peningkatan kualitas terus
dilakukan hingga MTs N
1 Kota Malang oleh Kementerian Agama RI ditetapkan sebagai RMBI (Rintisan
Madrasah Bertaraf Internasional) pertama dan dijadikan sebagai pilot project
di Indonesia dengan SK (yang sekarang status tersebut dihapuskan kembali
seiring dengan peraturan Kemendiknas yang menghapuskan tentang keberadaan
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional). Pelayanan terhadap masyarakat juga
ditingkatkan dengan dibangunnya Ma’had (asrama untuk siswa) dengan berbagai
program keagamaan yang
disediakan khususnya bagi para siswa dari luar kota dan provinsi.
Periode ke tujuh sejak 3
Sptember 2014-sekarang. Drs. H. Samsudin. M.Pd. (Kepala Madrasah Periode
ke tujuh)
Dengan
tekad kebersamaan dari
mulai pimpinan,
seluruh staf dan dewan guru,
kemajuan MTs N 1 Kota Malang
akan terus diupayakan peningkatannya. Hingga meskipun bersamaan dengan
dilaksanakannya cuti oleh kepala madrasah untuk melaksanakan ibadah haji.
Akreditasi MTs N 1 Kota Malang
tetap dilaksanakan yang
kemudian dilakukan visitasi oleh assessor Badan Akreditasi Propinsi (BAP) pada tanggal 18 Oktober 2014, dengan hasil nilai A.
Rencana
peningkatan manajemen Madrasah terus ditingkatkan hingga terlaksananya visitasi
ISO 9001:2008,
IWA2:2007. Demikian riwayat
singkat berdiri dan berkembangnya MTs N
1 Kota Malang hingga saat ini.
4.
Struktur Kurikulum
MTs Negeri 1 Kota Malang
menggunakan Program Madrasah (promad) Kurikulum 2013 yang dikembangkan oleh
madrasah. Kurikulum 2013 MTs Negeri 1 Kota Malang ini merupakan
pedoman bagi seluruh civitas akademika MTs Negeri 1 Kota Malang dalam
menjalankan aktivitas di madrasah, agar penyelenggaraan madrasah dapat
dilaksanakan secara efektif, efisien dan akuntabel dalam rangka mencapai tujuan
madrasah.
Di MTs Negeri 1 Kota Malang
memiliki tiga program khusus dan satu program reguler, yaitu:
a.
Sistem SKS 4 semester/akselerasi, yaitu program
yang hanya ditempuh 2 tahun telah selesai
b.
Pengembangan keolimpeadean, seperti MTK, fisika,
dan biologi.
c.
Pengembangan potensi bahasa Inggris/bilingual
d.
Satu program reguler (ada satu kelas unggulan)
Berikut jatwal pembelajaran di
MTs N 1 Kota Malang:
PUKUL
|
KEGIATAN
|
06.40 - 07.00
|
Sholat Dluha (secara bergiliran sesuai jadwal) dan
do’a
|
07.00 - 09.40
|
Kegiatan Belajar Mengajar
|
09.40 - 10.00
|
Istirahat
|
10.00 - 12.00
|
Kegiatan Belajar Mengajar
|
12.00 - 13.10
|
Ishoma
|
13.10 - 14.30
|
Kegiatan Belajar Mengajar
|
14.30 - 15.00
|
Sholat ashar berjamaah
|
Catatan :
ü Hari Jum’at
·
KBM berakhir jam VI, dilanjutkan sholat Jum’at di
Masjid Al-Fajr MTs N Malang I dan ekskul.
ü Hari Sabtu
·
KBM berakhir pada Jam VII, dilanjutkan sholat dluhur
berjamaah dan kegiatan ekskul.
a.
Struktur
Kurikulum
Struktur kurikulum
MTs N 1 Kota Malang memuat kelompok mata pelajaran sebagai berikut:
a. Kelompok mata pelajaran
agama dan akhlak mulia
b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
d. Kelompok mata pelajaran estetika
e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
Realisasi dari tiap kelompok mata pelajaran tersebut dituangkan dalam kegiatan pembelajaran. Artinya aplikasi dari setiap cakupan kelompok
mata pelajaran dapat diwujudkan melalui mata pelajaran yang terkait. Cakupan setiap
kelompok mata pelajaran adalah sebagai berikut:
No
|
Kelompok Mata Pelajaran
|
Cakupan
|
1111
|
Agama
dan Akhlaq Mulia
|
Kelompok mata pelajaran
agama dan akhlaq mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlaq mulia. Akhlaq mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.
|
2
|
Kewarganegaraan dan kepribadian
|
Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.
Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela Negara, penghargaan terhadap hak asasi manusia,
kemajemukan bangsa,
pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan
gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak,
dan sikap serta prilaku anti korupsi, kolusi dan nepotisme.
|
3
|
IPTEK
|
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMA dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis,
kreatif dan mandiri.
|
4
|
Estetika
|
Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni.
Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi,
baik dalam kehidupan
individual sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga menciptakan kebersamaan yang harmonis.
|
5
|
Jasmani olahraga dan kesehatan
|
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada SMA dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sikap sportif, disiplin, kerjasama, dan hidup sehat. Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan perilaku
hidup sehat yang bersifat individual ataupun bersifat kolektif kemasyarakatan
seperti keterbatasan dari perilaku seksual bebas, kecanduan narkoaba, HIV/AIDS,
demam berdarah, muntaber, dan penyakit lain yang potensial untuk mewabah.
|
Dengan memperhatikan standard kompetensi lulusan
dan standard kompetensi mata pelajaran yang telah ditetapkan oleh BSNP maka penyusunan
Struktur kurikulum di MTs N 1 Kota Malang akan diuraikan berikut ini:
Struktur kurikulum kelas V11, V111, dan 1X
1)
Kurikulum kelas terdiriatas
a)
12 mata pelajaran
b)
Muatan lokal (karya ilmiah siswa)
c)
Pengembangan diri
( BK )
2)
Sekolah menambah alokasi waktu untuk mata pelajaran: Matematika, dan IPA. Jam pembelajaran untuk mata pelajaran selain yang ditambahkan jamnya tersebut dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Khusus untuk Al-Islam meliputi : SKI, Agidah Akhlaq, Fiqih, dan Qur’an Hadits, sedangkan Bahasa Arab memiliki alokasi waktu 2 jam pembelajaran.
3)
Alokasi
waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit dan Minggu efektif dalam satu tahun
pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu.
Struktur Kurikulum MTs N 1 Kota Malang
KOMPONEN
|
KELAS DAN
ALOKASI
WAKTU
|
|
|||||
|
|||||||
A. Mata
Pelajaran
|
VII
|
VIII
|
IX
|
|
|||
|
1.
|
Al-Qur’an
Hadis
|
2
|
2
|
2
|
|
|
|
2.
|
Aqidah Akhlaq
|
2
|
2
|
2
|
|
|
|
3.
|
Fiqih
|
2
|
2
|
2
|
|
|
|
4.
|
SKI
|
1
|
1
|
1
|
|
|
2. Pendidikan Kewarganegaraan
|
2
|
2
|
2
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
||
3.
|
Bahasa Indonesia
|
4
|
4
|
4
|
|
||
|
|
|
|
|
|
||
4.
|
Bahasa Inggris
|
4
|
4
|
4
|
|
||
|
|
|
|
|
|||
5. Bahasa Arab
|
2
|
2
|
2
|
|
|||
6.
|
Matematika
|
4*)
|
4*)
|
4*)
|
|
||
|
|
|
|
|
|
||
7.
|
Ilmu Pengetahuan Alam
|
4*)
|
4*)
|
4*)
|
|
||
|
|
|
|
|
|
||
8.
|
Ilmu Pengetahuan Sosial
|
4
|
4
|
4
|
|
||
|
|
|
|
|
|||
9. Seni Budaya
|
2
|
2
|
2
|
|
|||
|
|
|
|
|
|||
10. Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan
|
2
|
2
|
2
|
|
|||
|
|
|
|
|
|||
11. Keterampilan/Teknologi
Informasi dan Komunikasi
|
2
|
2
|
2
|
|
|||
|
|
|
|
|
|||
B. Muatan Lokal
|
2
|
2
|
|
|
|||
|
|
Karya Ilmiah
Siswa
|
|
|
|||
|
|
Tartil
|
1
|
1
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||
C.
Pengembangan Diri
|
2**)
|
2**)
|
2**)
|
|
|||
|
|
BK
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||
Jumlah
|
|
|
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
*) Tambahan alokasi jam
pelajaran
**) Ekuivalen 2 jam pembelajaran
b. Muatan kurikulum
Muatan Kurikulum MTs N 1 Kota Malang meliputi sejumlah
mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya sesuai dengan Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar yang ditetapkan oleh BSNP, Depag, dan muatan lokal yang
dikembangkan oleh sekolah serta kegiatan pengembangan diri.
1) Mata
Pelajaran
Mata pelajaran terdiri
dari mata pelajaran: Al-Islam, Bahasa
Arab, Pendidikan Kewarganegaraan,
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Penjasmani, Seni &
Budaya, dan Teknologi Informasi Komunikasi.
2) Muatan
Lokal
Letak strategis MTs N 1 Kota Malang yang berada di
kawasan pendidikan dan seiring dengan program kota Malang sebagai kota
pendidikan khususnya dalam hal penulisan karya ilmiah siswa yang sangat
digalakkan oleh Diknas tentunya akan banyak memberi warna terhadap proses
pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, program Muatan Lokal
yang dipilih adalah yang berkaitan dengan kondisi dan potensi MTs N 1 Kota Malang.
Program Muatan Lokal
disusun secara bertahap dan terprogram dengan target akhir siswa menghasilkan
tugas akhir berupa penelitian ilmiah sederhana yang bersifat orsinil dan dapat
dberkompetitif di tingkat Nasional. Muatan Lokal ini ini juga sekaligus
merupakan unggulan MTsN Malang I sesuai dengan visi kota Malang TERWUJUDNYA
KOTA MALANG YANG MANDIRI, BERBUDAYA, SEJAHTERA DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN dengan
program Tribina Cita Kota Malang ( Pendidikan, Industri, dan pariwisata).
Muatan Lokal tersebut
bertujuan menyiapkan siswa untuk terampil dalam melakukan penelitian
sederhana/karya ilmiah dan menjadikan bekal pada jenjang selanjutnya. Hal ini
sesuai dengan prestasi MTs N 1 Kota
Malang
yang selalu unggul dan menjadi juara umum dalam hal penelitian ilmiah remaja di
tingkat kota Malang, selain memang menjadi program unggulan madrasah. Muatan lokal MTs N 1 Kota Malang adalah Karya Ilmiah Siswa. Dan Wajib bagi semua siswa kelas VII
hingga kelas IX. Alokasi waktu 2 jam pelajaran.
c.
Kegiatan pengembangan diri
Pengembangan
diri diarahkan untuk pengembangan karakter peserta didik yang ditujukan untuk
mengatasi persoalan dirinya, persoalan masyarakat
di lingkungan sekitarnya, dan persoalan kebangsaan.
Sekolah
memfasilitasi kegiatan pengembangan diri seperti berikut ini:
1) Pengembangan
diri yang dilaksanakan sebagian besar di dalam kelas (intrakurikuler) dengan
alokasi waktu 2 jam tatap muka, yaitu:
a)
Bimbingan Konseling, mencakup hal-hal
yang berkenaan dengan pribadi, kemasyarakatan, belajar, dan karier peserta
didik. Bimbingan Konseling diasuh oleh guru yang ditugaskan.
b)
pengembangan diri yang dilaksanakan
sebagian besar di luar kelas (ekstrakurikuler) diasuh oleh guru pembina.
Pelaksanaannya secara reguler setiap hari Sabtu, yaitu: bola voley, bola kaki, pramuka, dan Palang Merah Remaja
(PMR)
2)
Program Pembiasaan mencakup kegiatan
yang bersifat pembinaan karakter peserta didik.
Pembiasaan ini dilaksanakan
sepanjang waktu belajar di sekolah. Seluruh guru ditugaskan untuk membina
Program Pembiasaan yang telah ditetapkan oleh sekolah.Penilaian kegiatan
pengembangan diri dengan memperhatikan aspek karakteristik keragaman peserta
didik. Potensi, ekspresi, perilaku, dan kondisi psikologis peserta didik
merupakan portofolio yang digunakan untuk penilaian.
d.
Pendidikan kecakapan hidup
Pendidikan
kecakapan hidup yang diterapkan oleh sekolah merupakan bagian integral dari
pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Dengan demikian, materi kecakapan
hidup akan diperoleh peserta didik melalui kegiatan pembelajaran sehari-hari
yang emban oleh mata pelajaran yang bersangkutan.
e.
Beban belajar
Sekolah
menetapkan beban belajar peserta didik sebagai berikut:
1) Jam
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum.
2)
Alokasi waktu untuk penugasan
terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur 0-50% dari waktu kegiatan
tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
3) Alokasi waktu untuk praktik adalah satu jam tatap muka
setara dengan dua jam kegiatan praktik di sekolah atau empat jam praktik di
luar sekolah.
5.
Keadaan Siswa
MTs N 1 Kota Malang termasuk dalam kategori Madrasah yang
banyak diminati karena berbagai prestasi yang sudah diraih dari berbagai
kompetisi baik tingkat nasional maupun internasional. Pada
tahun 2016 saja MTs N 1 Kota
Malang sudah berhasil meraih 130 prestasi, berikut tabel prestasi siswa-siswi
MTs N 1 Kota Malang tahun 2016.
NO
|
TINGKAT
|
JUMLAH
|
1
|
Internasional
|
3
|
2
|
Nasional
|
20
|
3
|
Jawa dan Jawa Timur
|
34
|
4
|
Kota dan Malang Raya
|
73
|
|
TOTAL
|
130
|
SSumber: Data administrasi siswa MTs N 1 Kota Malang
Pendaftaran
siswa baru MTs N 1 Kota Malang
dilakukan berdasarkan kriteria dan seleksi tertentu sehingga diperoleh input
yang berkualitas. Banyak
pendaftar yang bahkan mendaftar jauh-jauh hari sebelum pendaftaran dibuka,
namun MTs N 1 Kota Malang hanya menampung kurang lebih 300 siswa pertahunnya.
Derikut data siswa-siswi MTs N 1 Kota Malang saat ini.
Kelas
|
Rombel
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
Total
|
7
|
13
|
175
|
197
|
372
|
8
|
12
|
157
|
166
|
323
|
9
|
10
|
115
|
163
|
278
|
Jumlah
|
35
|
447
|
526
|
973
|
Sumber:
Data administrasi siswa MTs
N 1 Kota Malang
Untuk membentuk karakter siswa MTs N 1 Kota Malang yang
tahan banting dan berdisiplin tinggi, MTs N 1 Kota Malang membuka berbagai
kegiatan di luar pembelajaran baik intra maupun ekstra kulikuler yang dapat
diikuti siswa serta di madrasah juga disediakan asrama siswa yaitu Ma’had Al
Madani.
6.
Guru dan Karyawan
Saat ini kondisi
MTs N 1 Kota Malang sudah tertata dengan
baik, sumber daya manusia yang meliputi personalia MTs N 1 Kota Malang terdiri dari 94 orang, yang meliputi guru dan karyawan.
Dalam melakukan rekrutmen
guru dan karyawan MTs N 1 Kota
Malang
selalu terbuka dan profesional.
Berikut data guru dan karyawan MTs N 1 Kota Malang.
Jabatan
|
PNS
|
Non-PNS
|
Total
|
Guru
|
50
|
16
|
66
|
Pegawai
|
17
|
11
|
28
|
Jumlah
|
67
|
27
|
94
|
Tenaga
guru PNS untuk test seleksi sampai di terima jadi pegawai, ditentukan
oleh Kementerian Agama, dengan SK yang diterbitkan Kementerian Agama. Sedang untuk
guru Non PNS, SK dari
Kepala Madrasah dengan masa berlaku 1 (satu) tahun.
Dalam
perekruitan tenaga dan untuk memperoleh tenaga yang berkualitas
tahap-tahap yang dilalui:
a. Sepanjang tahun surat lamaran bisa masuk masuk ke
madrasah
b.
Lamaran
yang masuk di seleksi
c.
Bagi
yang lolos seleksi akan dilanjutkan test
Test yang dimaksud
adalah : TPA, TPK, Micro teaching, Test Psikologi dan Wawancara
d. Bagi
yang lulus test dinyatakan diterima dan menandatangani surat kesediaan kerja
dengan ketentuan 3 bulan masa percobaan
e.
Setelah
masa percobaan di anggap baik maka diberi SK yang dikeluarkan oleh madrasah
dengan masa 1 tahun dan diusulkan ke Kanwil untuk mendapat SK GTT.
Setiap tahun ajaran baru diadakan
pembaharuan kesanggupan bekerja.
Sedang yang tidak sanggup dipersilahkan membuat surat permohonan berhenti atau keluar, untuk dibuatkan atau diterbitkan surat pengalaman kerja.
7.
Komite
Sekolah/ Madrasah
Komite Madrasah merupakan sebuah unsur gabungan yang
didalamnya terdapat perwakilan orang tua siswa dan perwakilan Madrasah yang
bekerjasama untuk mendukung perkembangan dan kemajuan MTs N 1 Kota Malang.
Diantara bentuk dukungan tersebut adalah:
a.
Membantu manajemen Language
Development Program.
b.
Membantu pembiayaan kegiatan insidental
yang tidak tercover oleh anggaran DIPA.
c.
Bekerjasama dengan Madrasah dalam
merencanakan dan menyelenggarakan kegiatan motivasi bagi siswa.
B.
Data
Khusus
1. Penerapan Materi dan Kurikulum PAI
Penerapan dan Kurikulum yang
digunakan di MTs Negeri 1 Kota Malang adalah kurikulum 2013 dengan sistem full
day school, kecuali hari jumat dan sabtu.
Ruang lingkup
pendidikan agama islam meliputi keserasian, keselarasan, dan keseimbangan
antara hubungan manusia dengan AllahSWT, hubungan manusia dengan manusia dan
hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya. Dalam ruang lingkup PAI materi yang diajarkan meliputi:
a)
Fiqh
b)
Akidah Akhlak
c)
Al-Qur’an Hadist
d)
SKI.
Keempat mata pelajaran ini diikut sertakan dalam UAMBN (Ujian Akhir Madrasah
Berbasis Nasional) dan ditambah satu mata pelajaran yaitu bahasa arab. Untuk mata pelajaran Al-Qur’an Hadist, Fiqh, dan Akidah
Akhlak adalah 40
menit x 2, sedangkan untuk
mapel SKI hanya 40 menit x 1 jam pelajran. Strategi pembelajaran PAI yang
paling banyak digunakan adalah teori dan praktek.
Agar proses
pembelajaran berjalan dengan baik serta sesuai dengan kompetensi-kopetensi yang
ada maka waka Kurikulum mengambilsauatu langkah-langkah ataupun strategi untuk
mencapai tujuan dari pembelajaran PAI. Adapun langkah-langkahnya sebagai
berikut:
a)
Melakukan perencanaan kependidikan
kaitannya dengan RAPBS di awal
tahun.
b)
Melakukan evaluasi bulanan terhadap
perencanaaan pembelajaran yang
telah dibuat.
c)
Akhir semester malakukan rapat evaluasi
tentang program-program kependidikan yang sudah direncanakan baiak yang sudah
terealisasi maupun yang belum terealisasi guna mencari solusinya.
d) Pembiasaan siswa dengan ritual-ritual keagaman setiap
harinya diluar kelas dan KBM, seperti, shalat dhuha, membaca Al-qur’an bersama,
shalat dzuhur dan ashar berjamah, dalam rangka membentuk karakter siswa.
Sebagai wujud dari
pelaksanaan program waka kurikulum, kiranya hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah:
a)
Penataan
lingkungan demi eksistensi sekolah
Yaitu
dengan memperhatikan tata kelola bangunan yang disesuaikan dengan lingkungan
sehingga nyaman digunakan untuk kegiatan belajar mengajar dan memiliki daya
tarik bagi masyarakat yang melihatnya.
b)
Peningkatan
SDM, terutama Guru
Untuk
meningkatkan kompetensi guru agar memiliki kemampuan yang diharapkan, pihak
sekolah sering mengadakan seminar, workshop, study banding pada masa tengah
semester. Sehingga pada jeda waktu pembelajaran ini, para guru lebih difokuskan
untuk meningkatkan kemampuan mereka. Para narasumber pun beragam, tidak hanya
tokoh-tokoh tertentu, tetapi juga terkadang mengundang wali murid yang memiliki
skill tertentu sebagai narasumber.
c)
Mengoptimalkan pembelajaran
Dalam hal ini, diharapkan selama KBM berlangsung jangan sampai ada
kelas yang kosong. Artinya, ketika ada seorang guru yang tidak bisa hadir,maka
guru tersebut harus memberi kabar kepada pihak sekolah agar jadwal mengajarnya
dapat digantikan oleh guru yang lain.
d)
Memberdayakan
potensi orang tua dan masyarakat
Pihak
sekolah selalu melibatkan para orang tua dan masyarakat dalam mengambil suatu
kebijakan baru, peran orang tua dibutuhkan karena mrekalah yang lbih paham
tentang anak seperti hobi,ksukaan dll, sehingga ketika pihak sekolah ingin
mengadakan ektrakurikuler, memang benar-benar sesuai dngan bakat dan kebutuhan
siswa,peran masyarakat juga diperlukan guna semakin menjaga hubungan yang
harmonis antara pihak sekolah dan masyarakat sekitar.
Dalam proses
penilaian dalam pembelajaran
MTs N 1 Kota Malang menggunakan 4 kriteria, diantaranya:
a)
Melalui proses pembelajaran
b)
Standar KKM (76)
c)
Evaluasi tengah semster
d)
Melibatkan orang tua
2. Implementasi Desain Pembelajaran PAI
Desain pembelajaran adalah rencana tindakan yang
terintegrasi meliputi komponen tujuan, metode dan penilaian untuk memecahkan
masalah atau memenuhi kebutuhan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Kenneth D Moore, bahwa komposisi
format rencana pembelajaran meliputi beberapa komponen diantaranya adalah sebagai
berikut :
a) Topik
bahasan
b) Tujuan
pembelajaran
c) Materi
pelajaran
d) Kegiatan
penbelajaran
e) Alat
atau media yang dibutuhkan
f) Evaluasi
hasil belajar
Desain sistem pembelajaran terus tumbuh sebagai
suatu bidang yang dapat dimanfaatkan untuk merancang program pembelajaran dan
pelatihan. Desain sistem pembelajaraan diharapkan mampu menghasilkan SDM yang
terampil dan memiliki pengetahuan sehingga mampu menunjukkan hasil belajar yang
optimal.
Desain sitem pembelajaran tidak hanya berperan
sebagai pendekatan yang terorganisasi untuk memproduksi dan mengembangkan bahan
ajar tetapi juga merupakan sebuah proses generic yang dapat digunakan untuk
menganalisis masalah pembelajaran dan kineja manusia serta menentukan solusi
yang tepat untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
Desain pembelajaran MTs N 1 Kota Malang, menganut
model desain sistem pembelajaran yang berorientasi sistem. Di MTs N 1 Kota
Malang sudah memberlakukan sudah memberlakukan sistem pembelajaran ini, karena
sudah didukung SDM yang baik dan guru yang profesional dibidangnya, serta
fasilitas yang memadai, untuk mewujudkan peserta didik yang berpribadi muslim
yang unggul, inklusif, berwawasan global dan ramah lingkungan.
Para guru di MTs N 1 Kota Malang diharapkan mampu
menumbuhkan situasi proses belajar mengajar yan aktif, kreatif, dan merangsang
minat belajar siswa dengan rasa senang dan nyaman.
Implementasi belajar PAI di MTs N 1 Kota Malang menggunakan
strategi pembelajaran yang bersifat nyaman dan menyenangkan. Dengan strategi
pembelajaran ini diharapkan guru dan peserta didik dapat melakukan poses
belajar mengajar dengan baik.
3. Aplikasi Metode Pembelajaran PAI
Metode adalah cara
yang teratur dan terpikir yang terbaik untuk mencapai maksud (dalam ilmu
pengetahuan dan sebagainya), cara kerja yang bersistem untuk memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
Adapun metode
pembelajaran PAI yang dipakai di MTs N1 Kota Malang adalah:
a)
Metode Pembelajaran Kelas.
1)
Metode
Ceramah
Metode
ceramah adalah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuann
secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif.
Metode ini disebut juga dengan metode pidato. Di MTs N 1 Kota Malang ini
meggunakan metode ini dengan tujuan agar
pentrasferan ilmu bisa merata menyentuh siswa, walaupun ada beberapa kekurangan
di metode ini, seperti: guru lebih aktif sedangkan murid lebih pasif karena
perhatian hanya terpusat pada guru saja,
tapi di sisi lain metode ceramah justru merangsang guru untuk lebih berwawasan
luas.
2)
Metode Penugasan.
Suatu cara mengajar dengan cara
memberikan sejumlah tugas yang di
berikan guru kepada murid dan adanya
pertanggung jawaban terhadap hasilnya. Tugas tersebut dapat berupa:
-
Mempelajari bagian dari suatu teks buku.
-
Melaksanakan sesuatu yang tujuannya untuk melatih
kecakapannya.
-
Melaksanakan eksperimen.
-
Metode ini dapat di terapkan pada semua
Standar Kompetensi.
b)
Metode Pembelajaran Pada Kegiatan
Keagamaan.
1)
Metode
Praktek.
Metode
ini sesuai dengan namanya , lebih menekankan
pada kemampuan praktek. Mendidik dengan memberikan materi pendidikan
baik menggunakan alat atau benda seperti
di peragakan, dengan harapan anak didik akan menjadi lebih, mudah dan jelas
sekaligus dapat mempraktekkan materi
yang di maksudkan. Di Mts N 1 Kota Malang metode ini diterapkan dengan kegiatan
rutin warga sekolah dengan ritual-ritual keagamaan yag telah dijadwalkan.
2)
Metode
kerjasama.
Upaya
saling membantu antara dua orang atau lebih, antara individu dengan kelompok
lainnya dalam melaksanakan atau menyelesaiakan problema yang di hadapi dan menggarap
berbagai program yang bersifat prospektif, guna mewujudkan kemaslahatan dan
kesejahteraan bersama. Pengaplikasian metode ini di Mts N 1 Kota Malang untuk
menyempurnakan metode praktik yang sudah
di lakukan pada kegiatan-kegiatan keagamaan
Mts N 1 Kota Malang.
c)
Metode Pembelajaran Pesantren (Ma’had Madani ) Mts N
1 Kota Malang.
Metode
Drill
Metode
drill siap di maksudkan untuk memperoleh ketangkasan atau keterampilan latihan
terhadap apa yang di pelajari, karena hanya dengan melakukan secara praktis
suatu pengetahuan dapat di sempurnakan.
Langkah –langkah Mts N 1 Kota
Malang menerapakan metode drill ini dengan cara sebagai berikut :
-
Harus di usahakan latihan tersebut
jangan sampai membosankan anak didik, seperti
memberikan tes imla’ dan tes tulis serta tes wawancara dengan di temani
orang tua murid.
-
Latihan di atur sedemikian rupa sehingga dapat menarik
perhatian peserta didik.
-
Agar
anak didik tidak ragu, maka anak didik lebih dahulu di berikan pengertian dasar
tentang materi yang akan di berikan dengan cara
PAKEM ( Pembelajaran efektif, Kreatif, Inovatif, dan Menyenangkan) nya
Mts N 1 Kota Malang.
4. Media dan Alat Pendidikan bidang studi PAI
Media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau
ketrampilan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.
Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan,
manusia dan yang dimanfaatkan untuk pelatihan.
Sedangkan
pengertian Sarana dan Prasarana Kantor Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai
maksud dan tujuan; alat. Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan
penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek).
Antara sarana dan prasarana tidak terlalu jauh berbeda, karena keduanya saling
berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Untuk membedakannya, sarana lebih
ditujukan kepada benda-benda yang bergerak, sedangkan prasarana lebih ditujukan
untuk benda-benda yang tidak bergerak.
Ketersediaan media
pembelajaran sarana dan prasarana dalam suatu
sekolah mempunyai peran penting dalam terlaksanya kegiatan belajar mengajar. Media
Pembelajaran dan Sarana Prasarana di MTs N 1 Kota Malang ini sudah terbilang lengkap guna memenuhi kebutuhan peserta didik dan
untuk menunjang kegiatan pembelajaran sehari-hari.
Gedung yang megah adalah buktinya.
Di MTs ini ada gedung dengan tiga tingkat dan ada pula yang sampai empat
tingkat dengan warna kuning cerah mendominasi dari ujung ke ujung, atas dan
bawah. Tahun 2016/2017 total pendidik dan karyawan adalah 94 orang dan siswa
sebanyak 973. Selain sekolah umum sesuai Kementrian Agama disini juga ada
pesantren dengan nama “Ma’had Madani” dan sekarang ada 200 siswa yang ikut
mondok di pesantren tersebut.
Adapun sarana yang menunjang proses pembelajaran di MTs N 1
Kota Malang adalah:
a.
Peralatan
pendidikan adalah sarana yang secara langsung digunakan untuk pembelajaran.
Seperti alat praktek sholat dan gambar tata cara wudlu.
b.
Media
pendidikan adalah peralatan pendidikan yang digunakan untuk membantu komunikasi
dalam pembelajaran.
c.
Buku
adalah karya tulis yang diterbitkan sebagai sumber belajar, meliputi: Buku teks
pelajaran adalah buku pelajaran yang menjadi pegangan peserta didik dan guru
untuk setiap mata pelajaran.Buku pengayaan adalah buku untuk memperkaya
pengetahuan peserta didik dan guru. Buku referensi adalah buku rujukan untuk
mencari informasi atau data tertentu. Juga disediakan kitab suci Alquran guna
untuk praktek membaca Alquran atau kegiatan lainnya.
d.
Sumber
belajar lainnya adalah sumber informasi dalam bentuk selain buku meliputi
jurnal, majalah, surat kabar, poster, situs (website), dan compact disk.
Sedangkan
prasarana yang menunjang proses pembelajaran di MTs N 1 Kota Malang adalah:
a. Ruang kelas adalah ruang untuk
pembelajaran teori dan praktik yang tidak memerlukan peralatan khusus. Dalam KBM, para siswa dibagi menjadi 4 kelas:
Reguler, Bilingual,
Akselerasi
dan
Olimpiade. Semua kelas dipasangi CCTV dan sebagian sudah ber-AC.
b. Ruang perpustakaan adalah ruang
untuk menyimpan dan memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka. Di
MTs ini perpusnya ada 2: manual dan digital.
c. Ruang laboratorium adalah ruang
untuk pembelajaran secara praktik yang memerlukan peralatan khusus. Di MTs ini
ada 5 laboratorium, yaitu Laboratorium Bahasa, Laboratorium Biologi,
Laboratorium Fisika, Laboratorium Komputer (CPU, All in one, laptop) dan
Laboratorium Agama (masjid).
d. Ruang pimpinan adalah ruang untuk
pimpinan melakukan kegiatan pengelolaan sekolah/madrasah.
e. Ruang guru adalah ruang untuk guru
bekerja di luar kelas, beristirahat, dan menerima tamu.
f. Ruang konseling adalah ruang untuk
peserta didik mendapatkan layanan konseling dari konselor berkaitan dengan
pengembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir.
g. Ruang UKS adalah ruang untuk
menangani peserta didik yang mengalami gangguan kesehatan dini dan ringan di
sekolah/madrasah.
h. Masjid Al-Fajr adalah tempat warga
sekolah/madrasah melakukan ibadah pada waktu sekolah sesuai yang diprogramkan
oleh madrasah.
i.
Ruang
organisasi kesiswaan adalah ruang untuk melakukan kegiatan kesekretariatan
pengelolaan organisasi peserta didik.
j.
Toilet
adalah ruang untuk buang air besar dan/atau kecil.
k. Gudang adalah ruang untuk menyimpan
peralatan pembelajaran di luar kelas, peralatan sekolah/madrasah yang
tidak/belum berfungsi, dan arsip sekolah/madrasah.
l.
Ma’had
Al Madani adalah asrama untuk siswa yang
ingin mendalami literature-literatur agama. Dan saat ini santri Ma’had Al
Madani ditempati kurang lebih 200 santri.
m. Aula yang
berfungsi sebagai tempat pertemuan atau acara-acara tertentu.
5. Pelaksanaan Teknik Evaluasi Hasil Belajar PAI
Evaluasi
belajar adalah suatu komponen dalam system pengajaran itu sendiri dan merupakan
implementasi kurikulum sebagai upaya untuk menciptakan belajar dikelas. Fungsi
utama evaluasi dalam kelas adalah untuk menentukan hasil-hasil urutan mengajar,
hasil-hasil dicapai langsung bertalian dengan penguasaan tujuan-tujuan yang menjadi
target selain dari itu evaluasi juga berfungsi menilai unsure-unsur yang
relevan pada urutan perencanaan dan pelaksanaan pengajaran. Itu sebabnya
evaluasi menempati kedudukan penting dalam rancangan kurikulum dan rancangan
pengajaran. Tujuan evaluasi untuk memperbaiki pengajaran dan penguasaan tujuan
tertentu dalam kelas.
Penentuan
teknik evaluasi bergantung pada jenis informasi yang di harapkan, apakah
mengenai hasil perubahan tingkah laku/ tentang operasi pelaksanaan sistem
instruksional. Sumber-sumber informasi meliputi :
a) Hasil
dari assessmen terhadap siswa
b) Kuesioner
dan wawancara dengan siswa
c) Observasi
terhadap pelaksanaan system instruksional
d) Umpan
balik dari staf pengajar yang langsung terlibat dalam system instruksional
e) Umpan
balik dari orang-orang yang tak langsung terlibat dengan system instruksional
Setiap
teknik tersebut memiliki peran penting dalam pelaksanaan evaluasi formatif dan
sumatif. MTs N 1 Kota Malang, teknik evaluasi meliputi : tes lisan, tugas
tertulis, ketrampilan, penugasan forto folio, nilai sikap dan tanggung jawab
siswa, berdasarkan teknik penilaian kurikulum 2013.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Faktor
Pendukung
Beberapa
faktor pendukung yang dapat menjadikan implementasi pembelajaran PAI yang ideal
di MTs N 1 Kota Malang adalah:
1.
Kualitas dan kuantitas sekolah yang sangat
memadai
2. Tata
tertib yang di terapkan di Madrasah telah dijalankan se-Optimal Mungkin
3. Komunikasi
yang baik antara guru dengan siswa
4. Proses
belajar yang sangat operasional
5. Lingkungan
sekolah yang indah dan bersih sehingga membuat seorang siswa semangat dalam
belajar
6. Semangat dan
profesionalisme guru dalam mengajar.
7. Tersedianya
sumber daya manusia yang memadai sebagai pengelola pendidikan.
8. Penerapan
sistem dan model pengajaran yang menyenangkan dan mengacu pada model pendidikan
agama islam.
9. Tersedianya
sarana dan prasarana yang menunjang sebuah proses pembelajaran.
B. Faktor
Penghambat
Beberapa
faktor penghambat yang dapat menjadikan implementasi pembelajaran PAI MTs N 1 Kota Malang menjadi
terhambat, adalah:
1. Terlambatnya
seorang murid maupun guru karena
kemacetan atau faktor-faktor yang lain di MTs N 1 Kota Malang.
2. Faktor-faktor
penghambat yang datang dari orang tua yang
sering sibuk, sehingga anak kurang mendapatkan perhatian terlebih-lebih
dalam urusan sekolah.
3. Karena
siswa yag begitu banyak maka tidak semua kegiatan siswa dapat terpantau oleh
guru dan kedekatan guru dengan siswa agak kurang.
4.
Tingkat kemalasan seorang murid dalam mengikuti
KBM maupun mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh Guru terhadap murid di MTs
N 1 Kota Malang dalam belajar.
5.
Masa transisi siswa MTs N 1 Kota Malang yang
masih rentan dan labil.
C. Upaya
Mengatasi Hambatan
Berdasarkan pemaparan diatas adapun upaya mengetasi hambatan
yang dapat penulis tawarkan kepada MTs N 1 Kota Malang adalah:
1.
Pihak Madrasah selalu mengadakan
pelatihan-pelatihan bagi Guru dan Karyawan di Madrasah agar lebih bisa
meningkatkan kualitas sebagai tenaga pendidik dan tenaga administrasi di sebuah
Madrasah.
2. Seorang
guru harus lebih berperan aktif dalam memberikan saran-saran dan juga
nasehat untuk menjadikan diri seorang
murid yang berdisiplin tinggi, bertanggung jawab dan ber kepribadian
Islami baik di MTs N 1 Kota Malang.
3. Seorang
Guru harus bisa menjadi teladan yang baik bagi semua siswanya, baik dari segi
kedisiplinan, kesopanan, maupun dalam hal yang lain.
4. Guru
harus sering melakukan kontak sosial dengan
murid agar lebih mengerti
kepribadian masing-masing anak, dan memberikan kenyamanan bagi siswa sehingga Guru bias menjadi orang tua kedua di
Sekolah
5. Mencipatakan
kerja sama yang solid antara semua pelaku pendidikan sehingga tercapai apa yang
menjadi tujuan dalam pendidikan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
MTs Negeri 1 Kota Malang berlokasi di
jalan Bandung nomor
7 Malang. Adapun di jalan
Bandung nomor 7 yang merupakan lokasi strategis dihuni oleh 3 jenjang Madrasah
Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah hingga Madrasah Aliyah yang kini telah menjadi
madrasah terpadu.
Sebagai sebuah
lembaga pendidikan MTs Negeri 1
Kota Malang sudah berhasil di dalam memenuhi kebutuhan
pendidikan pada peserta didik sesuai dengan jenjang pemahaman dan potensi
mereka. Hal ini bisa diketahui melalui:
1. Penerapan
Materi dan Kurikulum PAI
2. Implementasi
Desain Pembelajaran PAI
3. Aplikasi
Metode Pembelajaran PAI
4. Media
dan Alat Pendidikan Bidang Studi PAI
5. Pelaksaan
Teknik Evaluasi Hasil Belajar PAI
MTs Negeri 1 Kota Malang menggunakan Program Madrasah (promad)
Kurikulum 2013 yang dikembangkan oleh madrasah. Kurikulum 2013
MTs Negeri 1 Kota Malang ini merupakan pedoman bagi seluruh civitas akademika
MTs Negeri 1 Kota Malang dalam menjalankan aktivitas di madrasah, agar
penyelenggaraan madrasah dapat dilaksanakan secara efektif, efisien dan
akuntabel dalam rangka mencapai tujuan madrasah.
Di MTs N 1
Kota Malang telah banyak memiliki kelegihan dan banyak faktor yang dapat
menunjang proses menuju madrasah yang unggul. Namun, kendati demikian juga
tidak dipungkiri bahwa dari sekian faktor-faktor pendukung itu juga ditemui
beberapa faktor yang menghambat proses menuju madrasah yang unggul
B. Rekomendasi/
Saran
1.
Lembaga MTs N 1 Kota Malang
Dengan kegiatan
ini penulis telah mengambil banyak sekali manfaat. Terutama tentang hal-hal
yang dapat meningkatkan dan memotivasi
penulis dalam memajukan dunia pendidikan Islam di daerah penulis setelah
berkunjung di MTs N 1 Kota Malang.
Sedikit yang
ingin kami rekomendasikan bagi MTs N 1 Kota Malang diantaranya :
a) MTs
N 1 Kota Malang dapat menyediakan pemandu yang lebih memadai lagi agar
informasi dan data yang diterima penulis bisa lebih lengkap.
b) MTs
N 1 Kota Malang dapat memberikan sedikit tambahan waktu bagi mahasiswa KKL agar
dapat melakukan observasi lebih lama di lokasi.
c) Sebaiknya
di sediakan buku profil MTs N 1 Kota Malang yang lebih lengkap.
2.
Kampus UNISNU Jepara
Latar belakang kegiatan Kuliah Kerja Lapangan ini
adalah bertujuan untuk menambah khasanah keilmuan dalam bidang pendidikan dan
menambahkan wawasan serta pengalaman nyata dari sebuah lembaga pendidikan.
Dengan demikian setelah mengikuti kegiatan KKL ini diharapakan semua
mahasiswa/mahasiswi UNISNU Jepara baik Reguler maupun yang Non Reguler bisa
mendapatkan pengetahuan baru tentang bagaimana penerapan materi dan kurikulum
PAI, desain pembelajran, penggunaan metode dan media pembelajaran serta teknik
evaluasi hasil belajar PAI, sehingg mahasiswa tidak hanya sekedar mengrtahui
konsep teoritis tentang pendidikan tetapi juga dapat mengaplikasikannya dalam
dunia pendidikan yaitu di lembaga atau daerah masing, khususnya di daerah
Jepara.
Selain itu memberikan motivasi bagi para Mahasiswa
agar menjadi guru dan tenaga pendidik yang memiliki kompetensi professional, pedagogik,
personality dan sosial.
Untuk itu butuh lebih banyak waktu yang penulis perlukan
dalam melakukan observasi dan mengumpulkan data secara valid sehingga penulis dapat
mendapatkan hasil yang benar-benar maksimal. Tanpa mengurangi rasa hormat, dan
dengan segala kerendahan hati, ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan:
a) Keterbatasan
waktu yang penulis miliki menjadikan kami mendapatkan banyak kesulitan dalam
mengumpulkan data, sehingga harapannya KKL kedepannya bisa dimaksimalkan.
b) Mohon
disediakan pemandu yang benar-benar paham tentang seluk beluk Madrasah yang
jadi obyek kajian penelitian.
c) Karena
Mahasiswa tarbiyah berjumlah banyak harapannya kedepan bisa dibuat KKL 2 sesi
agar lebih efektif, dan masing-masing mahasiswa bisa bekerja secara maksimal.
C. Penutup
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT,
akhirnya laporan KKL ini dapat selesai tidak ada yang patut penulis banggakan,
selain semoga laporan KKL ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Namun demikian mengingat keterbatasan kemampuan yang dimiliki, penulis menyadari bahwa laporan KKL ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca yang budiman sangat penulis harapkan. Terima kasih.
Namun demikian mengingat keterbatasan kemampuan yang dimiliki, penulis menyadari bahwa laporan KKL ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca yang budiman sangat penulis harapkan. Terima kasih.
[1] Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Metode
Pengajaran Agama dan Bahasa Arab, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 1995),
Cet. 1, hlm. 7.
[2] Drs. Rudi
Susilana, M.Si. dan Cepi Riyana, M.Pd., Media Pembelajaran (Bandung: CV Wacana
Prima, 2008), hlm. 6.
[3] Dra. Sumiati
dan Asra, M.Ed., Metode Pembelajaran. (Bandung: CV Wacana Prima: 2008) hlm. 160-162
[4] Drs. Rudi
Susilana, M.Si. dan Cepi Riyana, Op Cit. Hlm.
9-10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar