Sabtu, 24 Oktober 2020

HAJI WADA'

 

Haji Wada’ adalah haji yang dilakukan oleh Rasulullah Saw pada tahun 10 H. ia dinamai demikian karena ketika itu Rasulullah Saw berpamitan dengan umatnya dan menyatakan bahwa: “siapa tahu aku tidak dapat lagi bertemu kamu semua setelah tahun ini”

Rasulullah Saw mendorong kaum muslim untuk ikut berhaji dengan beliau. Rasulullah Saw bermaksud menunjukan kepada semua kaum muslim bagaimana berhaji yang sebenarnya, sesuai yang diajarkan Allah Swt kepada Nabi Ibrahim a.s dan yang disyariatkan pula kepada Rasulullah Saw dan umat Islam yang mampu melaksanakannya.

Ajakan Rasulullah Saw disambut antusias oleh seluruh kaum Muslim yang selama ini sudah memendam rindu dengan Ka’bah. Maka berdatanganlah kaum Muslim dari seluruh penjuru hingga berkumpul seratus ribu jamaah menuju Bailullah memenuhi panggilan Allah.

Pada hari Sabtu tanggal 25 Dzulqa’dah tahun 10 H, setelah sholat Dzuhur empat rokaat di Masjid Nabawi dan menyampaikan beberapa tuntunan berkaitan dangan ibadah haji, Rasulullah Saw beserta rombongan berangkat menuju Dzy al-Hulaifah, yang merupakan miqat penduduk Madinah.

Pada hari ke-8 bulan Dzulhijjah, yaitu bertepatan dengan hari Tarwiyah, beliau berangkat menuju Mina dan shalat lima waktu di sana. Pada paginya beliau menetap sebentar sampai matahari terbit. Kemudian melanjutkan perjalanan hingga sampai di Arafah dan menemukan tenda telah terpasang di Namirah.

Di perut lembah itu sekitar 144.000 manusia berkumpul disekitar beliau. Beliaupun bangkit untuk berkhutbah dan menyampaikan beberapa pesan dalam khutbahnya:

1.  Janganlah berlaku kasar dan aniaya kalian semua manusia terhadap istri-istri mereka

2.      Jangan menuntut balas pembunuhan di jaman jahiliyah dan jangan riba.

3.        Jangan pula saling membunuh dan jangan menjadi kafir sepeninggal beliau dan berpeganganlah pada Kitab Allah Swt dan Sunahnya supaya tidak tersesat.

4.          Sesungguhnya tidak ada Nabi setelahku dan tidak ada umat baru setelah kalian.

5.           Hendaknya semua kaum muslimin saling bersaudara, tiada kelebihan satu kaum dengan kaum lainnya kecuali ketakwaannya.

6.       Tunaikanlah zakat kalian dengan lapang dada

7.          Berhajilah kalian ke Baitullah

8.      Patuhilah pemimpin-pemimpin kalian niscaya kalian masuk surga

 

Haji Rasulullah Saw ini selain dikenal dengan nama Haji Wada’, dinamai juga beberapa nama lainnya, antara lain:

1)  Hajjat al Islam karena ini adalah haji Rasulullah Saw yang pertama dan terakhir sesuai dengan tuntutan Islam, sebagaimana haji itu juga yang menjadi rujukan kaum Muslim dalam pelaksanaan ibadah haji, yang sedikit atau banyak berbeda dengan haji kaum musyrik

2)      Hajjat al-Balagh/ Haji Penyampaian karena dalam khutbah Rasulullah Saw ketika itu, salah satu yang beliau tanyakan kepada jamaah adalah “apakah aku telah menyampaikan?” yakni ajaran agama Islam. Jawaban ini beliau inginkan agar menjadi saksi di Hari Kemudian bahwa memang beliau telah menyampaikan ajaran. Secara khusus, pada haji ini Rasulullah Saw menyampaikan kepada umat Islam rincian ibadah haji secara lisan dan praktek.

3)  Hajjat at-Tamam/Haji Kesempurnaan karena pada Hari Arafah saat Rasulullah Saw wukuf, turun penegasan Allah SWT tentang kesempurnaan agama dan kecukupan nikmatNya melalui firmanNya:

 

“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan (daging) hewan yang disembelih bukan atas (nama) Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu sembelih. Dan (diharamkan pula) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan pula) mengundi nasib dengan azlam (anak panah), (karena) itu suatu perbuatan fasik. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada- Ku. Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu. Tetapi barangsiapa terpaksa karena lapar, bukan karena ingin berbuat dosa, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Al-Maidah 5: 3)

Sekembalinya dari haji wada pada akhir bulan Safar tahun 10 Hijriyah sekembalinya dari makam Baqi’, Rasulullah Saw singgah di rumah Aisyah r.a.. Rasulullah Saw merasakan sakit kepala dan semakin lama semakin sakit. Hingga pada hari senin tanggal 12 Rabiul Awwal tahun 11 Hijriyah atau bertapatan dengan tanggal 8 Juni 623 M, beliau wafat di rumah Aisyah r.a.

Senin, 19 Oktober 2020

FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN FATHU MAKKAH

Faktor-faktor Keberhasilan Fathu Makkah

Sikap simpatik yang dilakukan pasukan Rasulullah Saw dan pasukan kaum muslimin membuat penaklukan kota Makkah berjalan tanpa pertumpahan darah. Dalam proses Fathu Makkah Rasulullah Saw melakukan suatu tindakan yang amat bijaksana, yaitu memerintahkan kepada para sahabatnya untuk tidak merusak dan mengotori kota Makkah dengan peperangan.

Kedatangan Rasulullah Saw dan kaum muslimin digunakan sebagai strategi perang urat syaraf dan hanya untuk memberi peringatan kepada kafir Quraisy bahwa umat Islam kini telah bangkit dan menjadi masyarakat maju yang siap menghancurkan tradisi jahiliyah mereka.

Sebelum pasukan kaum muslimin memasuki kota Makkah, Rasulullah SAW memerintahkan untuk membuat kemah di sekitar kota Makkah. Hal ini dimaksudkan untuk menyiapkan segala sesuatunya dengan matang. Dalam kesempatan ini Abu Sufyan mendatangi perkemahan Rasulullah Saw dan menyatakan diri masuk Islam.

Seorang  sahabatnya, Al-Abbas  berbisik  kepada  Rasulullah  Saw,  bahwa  Abu Sufyan adalah seorang yang senang berbangga dan dipuji. Maka Rasulullah Saw ingin M menggunakan pengaruh Abu Sufyan guna menghentikan upaya sementara kaum musyrik Makkah melawan Rasulullah Saw demi menghindari pertumpahan darah. Maka Rasulullah Saw mengumumkan tiga hal sebagai berikut:

1.   Siapa yang memasuki rumah Abu Sufyan, maka dia akan memperoleh keamanan

2.   Siapa yang masuk ke lingkungan Ka’bah, maka dia akan memperoleh keamanan

3.  Siapa yang memasuki masjid, maka dia aman

4. Dan siapa yang tinggal di rumahnya, menutup pintunya, maka diapun akan mendapatkan keamanan.

Melihat jumlah kaum muslim yang demikian banyak dengan diiringi suara takbir, orang-orang kafir Quraisy tidak mampu berbuat apa-apa. Dalam hatinya timbul ketakutan, jika kaum Muslimin akan membalas dendam kepada penduduk Makkah karena telah diusir dari tanah kelahirannya, namun ketakutan itu tidak terbukti dengan sikap kaum Muslimin yang memasuki kota Makkah dengan damai dan akhirnya pasukan muslimin memasuki kota Makkah tanpa perlawanan.

Dengan memakai sorban berwarna hitam tanpa berpakaian ihram, Rasulullah Saw berthawaf dengan menaiki unta beliau. Ketika itu beliau tidak memaksakan diri untuk mencium Hajar Aswad, karena yang berthawaf cukup banyak, tetapi beliau sekedar menunjukanya dengan menggunakan tongkat beliau. Itu sebagai pengajaran kepada umatnya agar tidak berdesakan, apalagi bertengkar, dalam upaya mencium Hajar Aswad. Ketika itu disekeliling Ka’bah ada sekitar 360 buah patung dan berhala. Rasulullah

Saw menusuk patung-patung dan berhala itu dengan tongkat /panah beliau sehingga

beratuhan menjadi berkeping-keping. Pada saat yang sama beliau membaca QS. Al-Isra’ ayat 81:

“Dan katakanlah, “Kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap.” Sungguh, yang batil itu pasti lenyap.” (QS. Al-Isra 17: 81)

Rasulullah Saw enggan memasuki Ka’bah sebelum dibersihkan dari segala bentuk kemusyrikan dan kedurhakaan. Beliau memerintahkan untuk menghancurkan patung/gambar yang berada di dalam Ka’bah. Setelah bersih barulah beliau memasukinya bersama Usamah, Bilal dan Usman bin Thalhah pemegang kunci Ka’bah. Dalam kesempatan itu juga Rasulullah Saw memerintahkan Bilal bin Rabah untuk naik ke atas puncak Ka’bah dan mengumandangkan azan untuk pertama kalinya di Makkah. Setelah penaklukan kota Makkah, Manusia berbondong-bondong memeluk Islam. pada tahun kesepuluh hijriah, Rasulullah Saw melaksanakan ibadah Haji dan itulah satu- satunya ibadah Haji yang dilakukan bersama seratus ribu orang.

Amnesti yang dianugrahkan Rasulullah Saw kepada penduduk Makkah menimbulkan kekhawatiran kaum Anshar yang demikian mencintai Rasulullah Saw. mereka khawatir jangan sampai beliau enggan kembali ke Madinah, tetapi Rasulullah Saw menenangkan mereka bahwa beliau akan bersama mereka di Madinah; sehidup semati. Kekhawatiran ini sangat beralasan dan pernah disampaikan pada saat terjadi bai’at Aqabah kedua, etapi Rasulullah Saw sejak itu bahwa beliau akan selalu bersama mereka di Madinah. Demikianlah, setelah sembilan belas hari beliau bermukim di Makkah, akhirnya beliau kembali ke Madinah. Sejak itu pula beliau mengingatkan

penduduk Makkah bahwa:

Tidak ada lagi hijrah ke Madinah sejak kemenangan di Makkah, yang ada tinggal niat yang tulus (melakukan kebajikan) disertai jihad (perjuangan mewujudkannya) (HR. Bukhari Muslim)

MONUMEN PENUH CINTA TAJ MAHAL

 

Taj Mahal adalah sebuah makam yang dibangun selama lebih kurang 22 tahun oleh Shah Jihan sebagai bangunan monumental untuk mengenang istri tercintanya Mumtazu al-Zamani yang lebih dikenal sebagai Mumtaz Mahal. Taj Mahal menjadi bangunan monumental tiada tanding di India yang melambangkan keteguhan cinta Shah Jihan terhadap permaisurinya Mumtaz Mahal.

Seusai dengan maksud dibangunkannya, bangunan itu maka disebut sebagai Taj Mahal. Letaknya di Agra, India kawasan Uttar Pradesh. Persis di tepian Sungai Yamuna. Pembangunannya melibatkan 20.000 pekerja, arsitek paling ahli, seniman ahli kerajinan tangan, sejumlah ahli kaligrafi, pemahat, ahli batu dari seantero India, Persia, dan Turki.

Satu kemewahan lain dari Taj Mahal adalah penggunaan materialnya yang didatangkan dari seluruh India dan Asia. Dindingnya dibentuk dengan potongan batu marmer dan batu pasir dalam teknik konstruksi pengunci besi. Ribuan gajah dikerahkan sebagai pengangkut material itu.

Semua kebutuhan pasir, didatangkan dari tambang di dekat Fatehour Sikri, lalu marmer putihnya dari Raja Jai Singh di Makrana, Rajasthan. Permata Jasper berasal dari Punjab, permata Jade dan Kristal dari Tiongkok. Permata Pirus dari Tibet, batu lapis Lazuli dari Afghanistan, batu Safir dari Srilanka dan Carnelian dari Arabia. Setidaknya ada 28 jenis batu permata yang digunakan sebagai penghias Taj Mahal.


Sumber: Kementrian Agama Republik Indonesia. 2019. Buku Siswa : Sejarah Kebudayaan Islam Kelas XI. Jakarta.

KEMUNDURAN PERADABAN ISLAM MASA DAULAH MUGHAL DAN IBRAH

 KEMUNDURAN PERADABAN ISLAM MASA DAULAH MUGHAL

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kekuasaan Daulah Mughal mengalami kemunduran pada setengah abad terakhir sebelum akhirnya berakhir pada tahun 1858 M. Raja-raja pengganti Aurangzeb merupakan penguasa yang lemah sehingga tidak mampu mengatasi kemerosotan politik dalam negeri. Tanda-tanda kemunduran sudah terlihat dengan indikator sebagaimana berikut. Internal; Tampilnya sejumlah penguasa lemah, terjadinya perebutan kekuasaan, dan lemahnya kontrol pemerintahan pusat. Eksternal; Terjadinya pemberontakan di mana-mana, seperti pemberontakan kaum Sikh di Utara, gerakan separatis Hindu di India tengah, kaum muslimin sendiri di Timur, dan yang terberat adalah invasi Inggris melalui EIC.

Dominasi Inggris diduga sebagai faktor pendorong kehancuran Mughal. Pada waktu itu EIC mengalami kerugian. Untuk menutupi kerugian dan sekaligus memenuhi kebutuhan istana, EIC mengadakan pungutan yang tinggi terhadap rakyat secara ketat dan cenderung kasar. Karena rakyat merasa ditekan, maka mereka, baik yang beragama Hindu maupun Islam bangkit mengadakan pemberontakan.

Singkatnya, kemunduran Daulah Mughal disebabkan karena faktor-faktor sebagai berikut;

1.     Terjadinya stagnasi dalam pembinaan kekuatan militer.

2.     Kemerosota moral dan hidup mewah di lingkungan istana yang mengakibatkan pemborosan dalam keuangan.

3.     Pendekatan yang dilakukan oleh Aurangzeb terlalu kasar terhadap toleransi umat beragama, sehingga konflik antar umat beragama sangat sulit diatasi oleh sultan- sultan sesudahnya.

4.    Semua generasi penerus Daulah Mughal pada periode terakhir adalah orang-orang yang lemah dalam kepemimpinan.

IBRAH

Dengan memahami perkembangan Islam Daulah Mughal di India, maka kita bias mengambil pelajaran agar memiliki sikap sebagai berikut :

1.  Semangat ukhuwah kebangsaan, dalam menjalin hubungan silaturrahim dengan sesama masyarakat muslim di seluruh dunia.

2.        Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari diri sendiri

3.         Motivasi untuk selalu berfikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.


Sumber: Kementrian Agama Republik Indonesia. 2019. Buku Siswa : Sejarah Kebudayaan Islam Kelas XI. Jakarta.

KEMAJUAN PERADABAN ISLAM MASA DAULAH MUGHAL


1.   Bidang Politik dan Administrasi Pemerintahan

Perluasan wilayah pada masa Daulah Mughal berhasil menguasai Chundar, Ghond, Chitor, Ranthabar, Kalinjar, Gujarat, Surat, Bihar, Bengal, Kashmir, Orissa, Deccan, Gawilgarh, Narhala, Ahmadnagar, dan Asirgah. dan konsolidasi kekuatan. Usaha ini berlangsung hingga masa pemerintahan Aurangzeb. Menjalankan roda pemerintahan secara, pemerintahan militeristik. Pemerintahan daerah dipegang oleh seorang Sipah Salar (kepala komandan), sedang sub-distrik dipegang oleh Faujdar (komandan). Jabatan-jabatan sipil juga diberi jenjang kepangkatan yang bercorak kemiliteran. Pejabat-pejabat itu memang diharuskan mengikuti latihan kemiliteran

Akbar menerapkan politik toleransi sulakhul (universal). Dengan politik ini, semua rakyat India dipandang sama. Mereka tidak dibedakan karena perbedaan etnis dan agama. Politik ini dinilai sebagai model toleransi yang pernah dipraktekkan oleh penguasa Islam. Pada Masa Akbar terbentuk landasan institusional dan geografis bagi kekuatan imperiumnya yang dijalankan oleh elit militer dan politik yang pada umumnya terdiri dari pembesar-pembesar Afghan, Iran, Turki, dan Muslim Asli India.

2.        Bidang Ekonomi

Terbentuknya sistem pemberian pinjaman bagi usaha pertanian. Adanya sistem pemerintahan lokal yang digunakan untuk mengumpulkan hasil pertanian dan melindungi petani. Setiap perkampungan petani dikepalai oleh seorang pejabat lokal, yang dinamakan muqaddam atau patel, kedudukan yang dimilikinya dapat diwariskan, bertanggungjawab kepada atasannya untuk menyetorkan penghasilan dan menghindarkan tindak kejahatan. Kaum petani dilindungi hak pemilikan atas tanah dan hak mewariskannya, tetapi mereka juga terikat terhadapnya.

Perdagangan dan pengolahan industri pertanian mulai berkembang. Pada masa Akbar konsesi perdagangan diberikan kepada The British East India Company (EIC) yaitu Perusahaan Inggris - India Timur untuk menjalankan usaha perdagangan di India sejak tahun 1600 M. Mereka mengekspor katun dan busa sutera India, bahan baku sutera, sendawa, nila dan rempah dan mengimpor perak dan jenis logam lainnya dalam jumlah yang besar.

3.        Bidang Agama

Pada masa Akbar, perkembangan agama Islam di Kerajaan Mughal mencapai suatu fase yang menarik, di mana pada masa itu Akbar memproklamasikan sebuah cara baru dalam beragama, yaitu konsep Din-Ilahi. Karena aliran ini Akbar mendapat kritik dari berbagai lapisan umat Islam. Bahkan Akbar dituduh membuat agama baru. Pada prakteknya, Din-Ilahi bukan sebuah ajaran tentang agama Islam. Namun konsepsi itu merupakan upaya mempersatukan umat-umat beragama di India.

Perbedaan kasta di India membawa keuntungan terhadap pengembangan Islam, seperti pada daerah Benggal, Islam langsung disambut dengan tangan terbuka oleh penduduk terutama dari kasta rendah yang merasa disia-siakan dan dikutuk oleh golongan Arya Hindu yang angkuh. Pengaruh Parsi sangat kuat, hal itu terlihat  dengan digunakanya bahasa Persia menjadi bahasa resmi Mughal dan bahasa dakwah, oleh sebab itu percampuran budaya Persia dengan budaya India dan Islam melahirkan budaya Islam India yang dikembangkan oleh Dinasti Mughal.

4.         Bidang Seni dan Budaya

Munculnya beberapa karya sastra tinggi seperti Padmavat yang mengandung pesan kebajikan manusia gubahan Muhammad Jayazi, seorang penyair istana. Abu Fadhl menulis Akbar Nameh dan Aini Akbari yang berisi sejarah Mughal dan pemimpinnya. Daulah Mughal termasuk sukses dalam bidang arsitektur. Taj mahal di Agra merupakan puncak karya arsitektur pada masanya, diikuti oleh Istana Fatpur Sikri peninggalan Akbar dan Mesjid Raya Delhi di Lahore.

Di kota Delhi Lama (Old Delhi), lokasi bekas pusat Kerajaan Mughal, terdapat menara Qutub Minar (1199), Masjid Jami Quwwatul Islam (1197), makam Iltutmish (1235), benteng Alai Darwaza (1305), Masjid Khirki (1375), makam Nashirudin Humayun, raja Mughal ke-2 (1530-1555). Di kota Hyderabad, terdapat empat menara benteng Char Minar (1591). Di kota Jaunpur, berdiri tegak Masjid Jami Atala (1405). Taman-taman kreasi Mughal menonjolkan gaya campuran yang harmonis antara Asia Tengah, Persia, Timur Tengah, dan lokal.

Stabilitas politik yang berhasil diciptakan oleh Akbar mendukung pencapaian kemajuan dalam berbagai bidang, diantaranya dalam bidang ekonomi, ilmu pengetahuan dan peradaban. Kemajuan dalam bidang ekonomi ditandai dengan kemajuan sektor pertanian dan perindustrian. Pada masa ini penanganan pertanian sangat diperhatikan secara terstruktur.

Bidang ilmu pengetahuan tidak terlalu menonjol dibandingkan dengan Daulah- daulah sebelumnya. Yang lebih maju justru bidang seni syair dan seni arsitektur. Berbagai bangunan monumental masih bisa disaksikan hingga sekarang, diantaranya:

1.   Benteng Agra atau Agra Fort.

Terbentang seluas 94 hektar, terletak sejajar dengan Sungai Yamuna dan 2 kilometer barat laut dari Taj Mahal. Tepatnya di kota Agra, Uttar Pradesh, India Utara. Benteng Agra sudah ada sejak masa Sikarwar Rajarputs. Namun setelah jatuh ke tangan Dinasti Mughal, Akbar melakukan renovasi besar-besaran benteng pada benteng ini. Butuh lebih dari 4000 pekerja dan delapan tahun masa penyelesaian. Kota Agrapun dijadikan sebagai ibu kota kerajaan Mughal dan menjadikan benteng ini sebagai kediaman utama sultan-sultan Daulah Mughal sampai tahun 1638.

2.   Benteng Merah atau Red Fort.

Benteng Merah merupakan kediaman utama dari penguasa dari Daulah Mughal selama hampir 200 tahun sampai tahun 1856. Sultan Shah Jihan menugaskan pembangunan Benteng Merah pada 12 Mei 1639, ketika ia memutuskan untuk memindahkan ibu kotanya dari Agra ke Delhi.

3.   Taj Mahal.

Nama Taj Mahal tentu tak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Istana dari marmer putih gading yang terletak di tepi selatan Sungai Yamuna, Agra India ini sebenarnya adalah makan dari Mumtaz Mahal, istri kesayangan Shah Jihan. Dibangun dari tahun 1632-1653 M. Taj Mahal dianggap sebagai contoh terbaik arsitektur Mughal dan simbol sejarah kekayaan India.

4.   Jama Masjid.

Merupakan salah satu masjid terbesar di India. Masjid ini dibangun oleh Sultan Mughal Shah Jahan antara 1644 M dan 1656 M. Masjid ini menjadi masjid kerajaan sampai akhir periode Mughal. Masjid ini juga salah satu masjid terbesar di India. Halaman Jama Masjid mampu menampung lebih dari 25.000 jamaah.

Melihat kemegahan bangunan-bangunan tersebut, tidak heran jika Daulah Mughal disebut sebagai salah satu Daulah yang berjaya di abad ke-17. Dunia Islam sangat beruntung dan berterima kasih ke pemerintah India yang terus melestarikan peninggalan ini sebagai salah satu sumber pemasukan negara.


Sumber: Kementrian Agama Republik Indonesia. 2019. Buku Siswa : Sejarah Kebudayaan Islam Kelas XI. Jakarta.

Selasa, 13 Oktober 2020

SEBAB-SEBAB TERJADINYA FATHU MAKKAH

 

Sebab-sebab Terjadinya Fathu Makkah

Tidak lama setelah perjanjian Hudaibiyah, suku Bani Bakr manyatakan diri kesetiaanyya kepada kafir Quraisy dan suku Khuza’ah menyatakan diri bergabung dengan kaum muslimin di Madinah. Dua tahun setelah itu, suku Bani Bakr dibantu kafir Quraisy melakukan serangan dan pembantaian kepada suku Khuza’ah.

Peristiwa ini jelas menodai perjanjian yang telah disepakati bersama, untuk itu sekitar 40 oraang perwakilan suku Khuzaah mengadukan peristiwa tersebut kepada Rasulullah Saw dan meminta bantuan pasukan untuk menyerang Bani Bakr. Tetapi permohonan ini tidak begitu saja disetujui oleh Rasulullah Saw dan meminta mereka

menunggu saat yang tepat untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

 

Selang beberapa waktu, Rasulullah Saw mengirimkan utusan kepada kaum kafir Quraisy dengan membawa misi perdamaian, dan mengajukan beberapa usulan sebagai berikut:

1. Orang Quraisy harus menghentikan persekutuan dengan Bani Bakr, atau,

2. Orang Quraisy harus mengganti kerugian atas jatuhnya korban dari suku Khuza`ah, atau,

3. Orang Quraisy harus menyatakan pembatalan terhadap Perjanjian Hudaibiyah.

Dari ketiga usulan tersebut, kafir Quraisy memilih alternatif ketiga, yaitu menyetujui pembatalan Perjanjian Hudaibiyah. Kenyataan ini membuat tidak ada pilihan lain bagi Rasulullah Saw selain mempersiapkan pasukannya untuk melawan kafir Quraisy. Untuk itu Rasulullah Saw menyiapkan pasukan paling besar sepanjang sejarah. Melihat keseriusan Raslullah Saw dengan kesiapan pasukannya, Abu Sufyan merasa menyesal dengan menyepakati pembatalan Perjanjian Hudaibiyah.

Dalam waktu yang singkat, Rasulullah Saw berhasil mengumpulkan 10.000 pasukan yang siap bergerak menuju Makkah. Rasulullah Saw merahasiakan semua rencana tersebut, tetapi berhasil diketahui oleh kaum kafir Quraisy di Makkah. Berita itu tersebar ketika salah seorang Muhajirin bernama Hatib bin Abi Baltha’ah mengirimkan kabar kepada keluarganya yang berada di Makkah melalui surat yang dibawa oleh seorang budak bernama Sarah.

Hatib adalah seorang yang sangat setia kepada Rasulullah Saw, akan tetapi nalurinya berbicara dan merasa kasihan terhadap sanak saudaranya di Makkah. Selain itu ia juga tidak mau melihat Makkah sebagai kota kelahiran Islam hancur ditangan umatnya sendiri. Alasan inilah yang membuat Rasulullah Saw dan umat Islam memaafkan kesalahannya

Tujuan Rasulullah Saw mengumpulkan pasukan bukanlah untuk memerangi kafir Quraisy, tetapi untuk menakut-nakuti mereka, memberikan peringatan dan penjelasan kepada kafir Quraisy bahwa kini Islam telang mengalami perkembangan yang sangat pesat dengan kekuatan pasukan yang sangat besar. Kedatangan kaum muslimin ke Makkah membwa misi Islam yang sebenarnya.

Rasulullah Saw membagi pasukannya menjadi empat bagian, Utara, Selatan, Barat dan Timur, sehingga kota Makkah terkepung dari empat penjuru. Masing-masing pasukan memasuki kota Makkah mengikuti petunjuk Rasulullah Saw. Hal ini menyebebkan orang-orang kafir Quraisy tidak mampu melawan kekuatan umat Islam yang sangat besar tersebut.

Strategi yang digunakan Rasulullah Saw dalam memasuki kota Makkah dengan cara-cara damai membuat simpati orang-orang Quraisy. Apalagi selama dalam perjalanan, pasukan kaum muslimin selalu mengumandangkan Takbir dan Tahmid yang membuat gentar seluruh penduduk Makkah.


Sumber: Kementrian Agama Republik Indonesia. 2019. Buku Siswa : Sejarah Kebudayaan Islam Kelas X. Jakarta. 

Senin, 12 Oktober 2020

SEJARAH LAHIRNYA DAULAH MUGHAL DAN STRATEGI, KEBIJAKAN DAULAH MUGHAL

 

A.        Sejarah Lahirnya Daulah Mughal

Perjalanan panjang untuk membentuk sebuah imperium India Muslim dimulai dari Kesultanan Delhi. Daulah Mughal bukanlah daulah pertama di India, sebelumnya sudah berdiri kekuasaan Islam, namun belum menemukan kejayaannya. Jadi, Daulah Mughal bisa dikatakan sebagai penerus Kesultanan Delhi yang sudah berdiri terlebih dahulu.

Daulah Mughal dirintis oleh Zahiruddin Muhammad Babur (1526-1530 M), ia adalah salah satu cucu dari Timur Lenk. Ayahnya adalah Umar Mirza, yaitu penguasa Farghana. Kepemimpinan Babur sudah diwariskan oleh ayahnya pada saat Babur masih berusia 11 tahun. Ia punya ambisi kuat untuk menguasai Samarqand, yaitu kota terpenting di Asia Tengah pada saat itu.

Dalam usaha pertamanya, ia mengalami kekalahan, tetapi karena mendapat amunisi tambahan dari Daulah Syafawi, akhirnya Samarkand bisa dikuasai pada tahun 1494 M. Setelah Samarqand, target berikutnya adalah Kabul (ibu kota Afghanistan) dan setelah Kabul berhasil ditaklukkan, Babur melanjutkann ekspansinya ke India.

India dalam keadaan krisis di bawah kepemimpinan Ibrahim Lodi. Kondisi dalam negeri  diliputi  kekacauan. Paman Ibrahim Lodi yang bernama Alam Khan  bersama Daulat Khan (gubernur Lahore) meminta utusan ke Kabul dan meminta bantuan Babur untuk menjatuhkan Ibrahim Lodi di Delhi. Kesempatan tersebut tidak disia-siakan oleh Babur. Pada tahun 1525 M Punjab langsung dikuasai oleh Babur.

Setelah punjab dikuasai, Babur beserta pasukannya bergerak ke Delhi. Ibrahim Lodi akhirnya berhasil dikalahkan dan meninggal dunia beserta ribuan tentaranya dalam pertempuran dahsyat di Panipat pada tanggal 21 April 1526 M. Babur tampil sebagai pemenang dan kemudian menegakkan pemerintahannya di Delhi. Dengan demikian, berdirilah Daulah Mughal di India.

Daulah Mughal telah memberi warna baru bagi peradaban orang-orang India yang sebelumnya identik dengan agama Hindu. Walaupun Babur, pendiri Mughal bukanlah asli orang India, tapi dia adalah peletak peradaban Islam yang baru di India.


B.         Strategi Dan Kebijakan Pemerintahan Daulah Mughal

Sebagai daulah yang besar Daulah Mughal mampu membawa Islam di tengah daratan India yang didominasi oleh masyarakat Hindu. Mughal berjaya menguasai wilayah mayoritas berpenduduk Hindu, walaupun umat Islam adalah penduduk minoritas. Dalam kurun kurang lebih tiga setengah abad, Daulah Mughal dipimpin oleh beberapa Sultan, di antaranya adalah;

             1.  Zahiruddin Muhammad Babur (1526-1530 M).

Zahiruddin Muhammad Babur menjadi penguasa pertama sekaligus pendiri Daulah Mughal. Pada masa kepemimpinannnya, seluruh kebijakan dikerahkan digunakan untuk membangun fondasi pemerintahan. Pada awal kepemimpinannya, Babur masih menghadapi ancaman pihak-pihak musuh, utamanya dari kalangan Hindu yang dari awal tidak suka terhadap berdirinya Daulah Mughal.

Orang-orang Hindu menggalang kekuatan gabungan, namun Babur berhasil mengalahkan mereka dalam suatu pertempuran. Sementara di sisi lainnya Dinasti Lodhi berusaha bangkit untuk kembali menentang pemerintahan Babur dipimpin Muhammad Lodhi. Pada pertempuran di dekat Gogra, Babur dapat mengakhiri


perlawanan Lodhi pada tahun 1529 M.


Zahiruddin Muhammad Babur menguasai wilayah yang sangat luas, berbatasan dengan Kekaisaran Ming di timur (Tiongkok), dan Daulah Syafawiyah di barat (Persia). Zahiruddin Muhammad Babur tutup usia pada tahun 1530 M.

2. Humayun (1530-1556 M).

Humayun melanjutkan kepemimpinan Ayahnya, Babur. Humayun memimpin Mughal kurang lebih 26 tahun. Daulah Mughal dibawah kepemimpinan Humayun bisa dikatakan sebagai masa konsolidasi kekuatan periode pertama.

Humayun masih banyak mendapatkan tantangan, di antaranya dari Bahadur Syah, penguasa Gujarat yang berusaha untuk memisahkan diri dari kekuasaan Mughal. Pada tahun 1450 M Humayun berhasil dikalahkan oleh Sher Khan dari Afganistan. Humayun melarikan diri ke Persia yang saat itu dipimpin oleh Tahmasp penguasa Dauah Syafawi.

Humayun kembali ke India setelah lima belas tahun menyusun kekuatan di pengasingan. Daulah Mughal berhasil ditegakkan kembali di Delhi pada tahun 1555 M setelah mengalahkan kekuatan Sher Khan Syah. Pada tahun 1556 M Humayun


meninggal dunia setelah setahun sebelumnya berhasil mengembalikan kejayaan Daulah Mughal.

                3. Jalaluddin Muhammad Akbar (1556-1605 M).

Akbar menjadi raja terbesar Daulah Mughal di India. Dia lahir di Umarkot, Sind pada tanggal 15 Oktober 1542. Akbar adalah Pemimpin Mughal paling kontroversial, menggantikan kedudukan Ayahnya ketika masih dalam usia 14 tahun. Pada masanya dikenal sebagai masa kebangkitan dan kejayaan Mughal sebagai Daulah Islamiyah terbesar di India. Dengan usia yang masih sangat belia, Akbar mempercayakan urusan pemeritahan kepada Bairam Khan.

Beberapa ancaman yang dilakukan oleh sisa-sisa keturunan Sher Khan Shah yang masih menguasai Punjab berhasil diredam. Ancaman terbesar datang dari Himu yang menguasai Gwalior dan Agra. Para pemberontak berhasil memasuki kota Delhi. Kedatangan pasukan Himu disambut dengan peperangan dahsyat dibawah kepemimpinan Bairam Khan. Peperangan yang terjadi pada tahun 1556 M tersebut dikenal sebagai perang Panipat II. Dengan kemenangan tersebut, Agra dan Gwalior berhasil dikuasai oleh Mughal.

Setelah Dewasa, Akbar mengambil alih wewenang pemerintahan dari Bairam Khan yang sudah memiliki pengaruh kuat di Mughal. Wilayah kekuasaan Mughal sangat luas, meliputi Chundar, Ghond, Chitor, Ranthabar, Kalinjar, Gujarat, Surat, Bihar, Bengal, Kashmir, Orissa, Deccan, Gawilgarh, Narhala, Ahmadnagar, dan Asirgah. Semua wilayah dapat dikendalikan dalam suatu pemerintahan militeristik.

Keberhasilan pemerintah yang lebih bercorak militeristik menjadikan Mughal menjadi sebuah dinasti yang sangat besar. Kabul dan Kandahar sebagai dua gerbang kota India berhasil dikuasai oleh pemerintah Mughal. Kebijakan Akbar mempersatukan berbagai etnis untuk membangun dinastinya membuahkan peradaban yang lebih maju di India. Akbar meninggal dunia di Agra pada tanggal 16 Oktober tahun 1605 M.

4.   Nuruddin Muhamad Salim/Jahangir (1605-1627 M).

Nuruddin Muhamad Salim lebih dikenal dengan sebutan Jahangir lahir pada tanggal 31 Agustus 1569, di Fatehpur Sikri dan naik tahta delapan hari setelah meninggalnya Sultan Akbar. Jahangir berkuasa selama 22 tahun.

Dengan didukung oleh kekuatan militer yang besar kepemimpinan Jihangir menjadi lebih kuat. Semua kekuatan musuh dan gerakan pemberontakan berhasil dipadamkan, sehingga seluruh rakyat hidup dengan aman dan damai. Pada masa


kepemimpinannya, Jahangir berhasil menundukkan Bengala (1612 M), Mewar (1613

M) Kangra (1615 M). Usaha-usaha pengamanan wilayah serta penaklukan yang ia lakukan mempertegas kenegarawanan yang diwarisi dari ayahnya yaitu Akbar.

Jahangir meninggal dalam perjalanan dari Kashmir ke Lahore, dekat Sarai Saadabad di Bhimber pada tahun 1627. Jenazahnya dibawa ke Lahore dan dimakamkan di Shahdara Bagh.

5. Shah Jihan (1628-1658 M)

Shah Jihan lahir 5 Januari 1592, merupakan raja ke-5 Daulah Mughal di India. Tatkala masih kanak-kanak, ia bernama Khurram. Nama Shah Jihan dikenang di atas kemegahan bangunan-bangunan yang didirikan tatkala menjadi raja. Taj Mahal dan Masjid Jama adalah dua bangunan megah yang diwariskan kepada dunia. Kini, buku- buku sejarah kekhalifahan Islam mencatat namanya sebagai penguasa yang berjasa pada peradaban manusia.

Di masa kekuasaan Shah Jihan, Daulah Mughal mencapai puncak kejayaannya. Ia dikenal tegas dalam menindak pembesar kerajaan yang tidak jujur. Konon, Shah Jihan memelihara banyak ular berbisa. Ular-ular itu disediakan untuk menghukum mereka yang melakukan pelanggaran dan merugikan kerajaan dan rakyat. Shah Jehan meninggal dunia 2 Januari 1666 M pada umur 74 tahun, setelah menderita sakit keras.

6. Aurangzeb (1658-1707 M).

Aurangzeb (1658-1707) naik tahta dengan menghadapi tugas yang berat. Kedaulatan Mughal sebagai entitas Muslim India nyaris hancur akibat perang saudara. Maka pada masa pemerintahannya dikenal sebagai masa pengembalian kedaulatan umat Islam. pada periode ini merupakan masa konsolidasi II Kerajaan Mughal sebagai sebuah kerajaan dan sebagai negeri Islam.

Aurangzeb berupaya melakukan sentralisasi kekuasaan dan mengendalikan lebih banyak urusan pemerintahan dari para pendahulunya. Pada masa pemerintahannya, Aurangzeb berhasil menaklukan sebagian besar India selatan, membuat Mughal mencapai wilayah terluasnya.

Meskipun mayoritas rakyatnya tidak beragama Islam, namun Aurangzeb mampu mempertahankan keutuhan wilayah kerajaannya yang meliputi seluruh anak benua India. Aurangzeb meninggal pada 1707 M dalam usia 88 tahun.


7. Bahadur Shah (1707-1712 M).

Para pengganti Aurangzeb merupakan penguasa yang lemah sehingga tidak mampu mengatasi kemerosotan politik dalam negeri. Para pemimpin sesudah Aurangzeb mengawali kemunduran dan kehancuran Kerajaan Mughal. Bahadur Shah menggantikan kedudukan Aurangzeb.

Lima tahun kemudian terjadi perebutan antara putra-putra Bahadur Syah. Jehandar memenangkan persaingan tersebut dan sekaligus dinobatkan sebagai Sultan Mughal oleh Jenderal Zulfiqar Khan meskipun Jehandar adalah yang paling lemah di antara putra Bahadur. Penobatan ini ditentang oleh Muhammad Fahrukhsiyar, keponakannya sendiri.

8. Jehandar (1712-1713 M).

Jehandar menjadi pemimpin yang paing singkat dalam periodesasi kepemimpinan Mughal. Nama lengkapnya adalah Murza Mu`izzuddin Muhammad Khan. Pada masa pemerintahan Syah Alam Daulah Mughal diserang oleh pasukan Afghanistan yang dipimpin oleh Ahmad Khan Durrani. Kekalahan Mughal dari serangan ini, berakibat jatuhnya Mughal ke dalam kekuasaan Afghan. Syah Alam tetap diizinkan berkuasa di Delhi dengan jabatan sebagai sultan. Akbar II (1806-1837

M) pengganti Syah Alam, memberikan konsesi kepada East India Company (EIC) untuk mengembangkan perdagangan di India sebagaimana yang diinginkan oleh pihak Inggris, dengan syarat bahwa pihak perusahaan Inggris harus menjamin penghidupan raja dan keluarga istana. Kehadiran EIC menjadi awal masuknya pengaruh Inggris di India.

9. Bahadur Syah (1837-1858 M).

Bahadur Syah (1837-1858) pengganti Akbar II menentang isi perjanjian yang telah disepakati oleh ayahnya. Hal ini menimbulkan konflik antara Bahadur Syah dengan pihak Inggris. Bahadur Syah, raja terakhir Kerajaan Mughal diusir dari istana pada tahun (1885 M). Dengan demikian berakhirlah kekuasaan kerajaan Islam Mughal di India.

Sejak saat itu umat Islam dihadapkan pada perjuangan untuk mempertahankan eksistensinya di bawah kekuasaan Inggris dan di tengah mayoritas umat Hindu India.



Sumber: Kementrian Agama Republik Indonesia. 2019. Buku Siswa : Sejarah Kebudayaan Islam Kelas XI. Jakarta.