Haji Wada’ adalah haji yang dilakukan oleh Rasulullah
Saw pada tahun 10 H. ia dinamai demikian karena ketika itu Rasulullah Saw
berpamitan dengan umatnya dan menyatakan bahwa: “siapa tahu aku tidak dapat lagi bertemu kamu semua setelah tahun ini”
Rasulullah Saw mendorong kaum muslim untuk ikut berhaji dengan beliau. Rasulullah Saw bermaksud menunjukan kepada semua kaum muslim bagaimana berhaji yang sebenarnya, sesuai yang diajarkan Allah Swt kepada Nabi Ibrahim a.s dan yang disyariatkan pula kepada Rasulullah Saw dan umat Islam yang mampu melaksanakannya.
Ajakan Rasulullah Saw disambut antusias oleh seluruh kaum Muslim yang selama ini sudah memendam rindu dengan Ka’bah. Maka berdatanganlah kaum Muslim dari seluruh penjuru hingga berkumpul seratus ribu jamaah menuju Bailullah memenuhi panggilan Allah.
Pada hari Sabtu tanggal 25 Dzulqa’dah tahun 10 H, setelah sholat Dzuhur empat rokaat di Masjid Nabawi dan menyampaikan beberapa tuntunan berkaitan dangan ibadah haji, Rasulullah Saw beserta rombongan berangkat menuju Dzy al-Hulaifah, yang merupakan miqat penduduk Madinah.
Pada hari ke-8 bulan Dzulhijjah, yaitu bertepatan dengan hari Tarwiyah, beliau berangkat menuju Mina dan shalat lima waktu di sana. Pada paginya beliau menetap sebentar sampai matahari terbit. Kemudian melanjutkan perjalanan hingga sampai di Arafah dan menemukan tenda telah terpasang di Namirah.
Di perut lembah itu sekitar 144.000 manusia berkumpul disekitar beliau. Beliaupun bangkit untuk berkhutbah dan menyampaikan beberapa pesan dalam khutbahnya:
1. Janganlah berlaku kasar dan
aniaya kalian semua manusia terhadap istri-istri mereka
2. Jangan menuntut balas
pembunuhan di jaman jahiliyah dan jangan riba.
3. Jangan pula saling membunuh dan jangan menjadi kafir
sepeninggal beliau dan berpeganganlah
pada Kitab Allah Swt dan Sunahnya supaya tidak tersesat.
4. Sesungguhnya tidak ada Nabi
setelahku dan tidak ada umat baru setelah kalian.
5. Hendaknya semua kaum muslimin saling bersaudara, tiada
kelebihan satu kaum dengan kaum lainnya kecuali ketakwaannya.
6. Tunaikanlah zakat kalian
dengan lapang dada
7. Berhajilah kalian ke Baitullah
8. Patuhilah pemimpin-pemimpin
kalian niscaya kalian masuk surga
Haji Rasulullah Saw ini selain dikenal dengan nama Haji Wada’, dinamai juga beberapa nama lainnya, antara lain:
1) Hajjat al
Islam karena ini adalah haji Rasulullah Saw yang pertama dan
terakhir sesuai dengan tuntutan Islam, sebagaimana haji itu juga yang menjadi
rujukan kaum Muslim dalam pelaksanaan ibadah haji, yang sedikit atau banyak
berbeda dengan haji kaum
musyrik
2) Hajjat
al-Balagh/ Haji Penyampaian karena dalam khutbah Rasulullah Saw
ketika itu, salah satu yang beliau tanyakan kepada jamaah adalah “apakah aku
telah menyampaikan?” yakni ajaran agama Islam. Jawaban ini beliau inginkan agar
menjadi saksi di Hari Kemudian bahwa memang beliau telah menyampaikan ajaran.
Secara khusus, pada haji ini Rasulullah Saw menyampaikan kepada umat Islam
rincian ibadah haji secara lisan dan praktek.
3) Hajjat
at-Tamam/Haji Kesempurnaan karena pada Hari Arafah saat
Rasulullah Saw wukuf, turun penegasan Allah SWT tentang kesempurnaan agama
dan kecukupan nikmatNya melalui firmanNya:
“Diharamkan bagimu (memakan)
bangkai, darah, daging babi, dan (daging) hewan yang disembelih bukan atas
(nama) Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang
diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu sembelih. Dan (diharamkan
pula) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan pula) mengundi nasib
dengan azlam (anak panah), (karena) itu suatu perbuatan fasik. Pada hari ini
orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu
janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada- Ku. Pada hari ini
telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu,
dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu. Tetapi barangsiapa terpaksa karena
lapar, bukan karena ingin berbuat dosa, maka sungguh, Allah Maha Pengampun,
Maha Penyayang.” (QS. Al-Maidah 5: 3)
Sekembalinya dari haji wada pada akhir bulan Safar tahun 10 Hijriyah sekembalinya dari makam Baqi’, Rasulullah Saw singgah di rumah Aisyah r.a.. Rasulullah Saw merasakan sakit kepala dan semakin lama semakin sakit. Hingga pada hari senin tanggal 12 Rabiul Awwal tahun 11 Hijriyah atau bertapatan dengan tanggal 8 Juni 623 M, beliau wafat di rumah Aisyah r.a.