Kaum muslimin di Madinah telah mengetahui kabar berita kepergian Rasulullah Saw dari Makkah. Setiap pagi mereka berbondong-bondong menuju al-Harrah menunggu kedatangan beliau, hingga pada akhirnya mereka terpaksa pulang karena teriknya matahari. Suatu hari mereka juga terpaksa pulang setelah lama menunggu kedatangan Rasulullah Saw.. Tatkala mereka sudah beranjak ke rumah masing-masing, seorang laki- laki Yahudi naik ke atas atap rumahnya, lalu dia melihat Rasulullah Saw dan para sahabatnya memakai baju putih.
Saat itu seisi Madinah semuanya berangkat untuk menyambut. Hari itu memang betul-betul hari yang istimewa dan semua orang berkumpul. Moment yang tidak pernah disaksikan oleh penduduk Madinah sepanjang sejarah.
Sebelum sampai di Madinah Rasulullah Saw singgah dan tinggal selama empat hari di Quba. Selama itu Rasulullah Saw mendirikan masjid Quba dan sholat didalamnya. Inilah masjid pertama yang didirikan diatas ketaqwaan sejak kenabian. Memasuki hari kelima tepatnya hari Jumat, Rasulullah bertolak menuju Madinah. Seusai sholat Jumat, Rasulullah Saw sampai di Madinah.
Hari itu adalah hari bersejarah yang sangat ditunggu-tunggu masyarakat Madinah. Rumah-rumah dan jalan ketika itu bergemuruh dengan pekikan Tahmid dan Taqdis (penyucian). Putra putri kaum Anshar (penolong) menyanyikan bait-bait syair sebagai ekspresi kegembiraan:
Bulan purnama muncul di hadapan kita, Dari jalan disela-sela
bukit Wada’
Kita wajib bersyukur karenanya, Apa yang dia serukan sebagai
seorang dai adalah
untuk Allah
Wahai orang yang diutus kepada kami, Engkau telah membawa
perkara yang ditaati
Sekalipun orang-orang Anshar bukanlah orang yang serba kecukupan (kaya raya) namun mereka berharap rumahnya disinggahi oleh Rasulullah Saw. Saat melewati satu persatu rumah orang-orang Anshar, mereka mengambil tali unta beliau. Setiap mereka lakukan demikian, Rasulullah Saw berkata kepada mereka “biarkan unta ini lewat karena ia telah diperintahkan (sesuai kehendak Allah Swt.)”. Unta itu terus berjalan hingga sampai di lokasi masjid Nabawi sekarang ini. Di situlah kediaman bani An-Najjar, keluarga ibu kakek Rasululullah Saw (Abdul Muthalib). Hal itu merupakan taufiq Allah Swt kepada sang unta, peristiwa ini terjadi pada hari Jumat, 12 Rabiul Awwal tahun 1 H bertepatan dengan tanggal 27 September 622 M.
Berikut langka-langkah yang dilakukan oleh Rasulullah Saw di Madinah:
1. Membangun Masjid
Langkah pertama yang dilakukan oleh
Rasulullah Saw adalah mendirikan masjid yang kemudian diberi nama masjid
Nabawi. Pada lokasi unta tersebut duduk, beliau memerintahkan mendirikan masjid
ini. beliau sendiri ikut serta dalam proses pembangunan. Di tempat inilah
dakwah Rasulullah Saw mulai dilakukan yaitu dengan melakukan sholat jamaah,
pengenalan dan penanaman ibadah mahdhoh, muamalah dan kegiatan-kegiatan
keagamaan lainnya sehingga wilayah di sekitar masjid menjadi ramai. Selanjutnya
diteruskan dengan membagun jalan raya di sekitar masjid. Lama kelamaan, tempat
itu menjadi pusat kota dan pemukiman. Rasulullah saw beserta umatnya juga
membangun jembatan-jembatan yang menghubungkan lembah yang satu dengan lembah
yang lainnya. Dengan demikian, masyarakat setempat dapat berhubungan dengan
masyarakat di lembah yang berbeda.
Pesatnya pembangunan kota Madinah
menyebabkan adanya migrasi dari tempat lain. Masyarakat yang ada di sekitar
wilayah Madinah berdatangan dengan tujuan berdagang dan tujuan yang lain.
Keadaan yang demikian menyebabkan Madinah menjadi kota terbesar di Jazirah
Arab. Pada masa ini, masyarakat muslim berkembang menjadi masyarakat besar dan
berkuasa.
Hal itu menimbulkan kecemburuan pada kelompok masyarakat Yahudi dan Nasrani. Mereka mulai memperlihatkan rasa tidak suka. Agar permasalahan yang muncul tidak makin runyam, Nabi membuat peraturan untuk menata masyarakat.
2. Mempersatukan Suku Aus dan Khazraj
Dua suku yang sering bertikai ini
disatukan untuk kemudian mereka melebur menjadi
kaum Anshar
yang menolong hijrahnya Rasulullah Saw. Untuk memperkuat persatuan
diantara mereka dan dengan suku-suku lain yang berada di Madinah, Rasulullah
Saw membuat sebuah konstitusi yang akan disampaikan dalam pembahasan
selanjutnya.
3. Mempersaudarakan kaum Muhajirin dan kaum Anshar
Disamping membangun masjid sebagai pusat perkumpulan dan persatuan, Rasulullah Saw juga melakukan langkah lain yang merupakan sesuatu yang paling indah yang pernah ditorehkan dalam sejarah, yaitu mempersaudarakan kaum Muhajirin dan kaum Anshar, persaudaraan berdasarkan agama yang menggantikan persaudaraan yang berdasarkan darah sehingga suasana menjadi lebih damai dan aman. Dengan mempersatukan kedua saudara atas dasar agama, maka persatuan diantara mereka semakin kokoh.
4. Penanaman Nilai-nilai Moral
Dengan berbagai langkah yang dilakukan Rasulullah Saw, beliau telah berhasil menancapkan pilar-pilar masyarakat baru. Fenomena ini tidak lain merupakan dampak dari nilai-nilai yang diserap oleh para generasi agung berkat persahabatan mereka dengan Rasulullah Saw. Selalu komitmen terhadap mereka melalui pengajaran, pendidikan, penyucian diri dan ajakan kepada perilaku mulia. Rasulullah Saw juga mengajarkan kepada mereka tentang adab-adab berkasih sayang, bersaudara, menjunjung keagungan, kemuliaan, ibadah dan ketaatan.
5. Membentuk tatanan masyarakat
Rasulullah Saw mempersatukan golongan
Yahudi dari Bani Qainuqa, Bani Nadzir, dan Bani Quraidzah. Rasulullah Saw
membentuk suatu perjanjian yang melindungi hak-hak asasi manusia di Madinah dan
kemudian disebut dengan Piagam Madinah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar