Sepeninggal Umar bin Abdul Aziz, tampuk kepemimpinan
dilanjutkan oleh Yazid bin Abdul Malik. Masyarakat yang sebelumnya hidup dalam
kenyamanan dan ketentraman juga kedamaian berubah menjadi kacau. Masyarakat menyatakan
konfrontasi terhadap pemerintahan Yazid bin Abdul Malik yang cenderung
hidup dalam kemewahan dan kurang memperhatikan kepentingan rakyat.
Kekacauan ini terus berlanjut hingga khalifah terakhir
Daulah Umayyah, Marwan bin Muhammad yang pada akhirnya meninggal di Mesir.
Meninggalnya Marwan bin Muhammad menjadi penanda berakhirnya kekuasaan Daulah
Umayyah yang akhirnya digantikan oleh kekhalifahan Daulah Abbasiyah.
Beberapa
faktor yang mengantarkan Daulah Umayyah pada kehancuran antara
lain:
1.
Ketidak puasan pemeluk Islam
non Arab, atau sering disebut dengan Mawali. Kaum Mawali pada masa Daulah
Umayyanh merasa dimarginalkan dengan tidak mendapat hak yang sama dalam hal
tunjangan dan beberapa hak lain yang tidak dikabulkan oleh pemerintahan Daulah Umayyah.
2.
Sistem pemilihan Khalifah
melalui garis keturunan (monarchi
heredities) merupakan sesuatu yang baru bagi Bangsa Arab, system ini pada
prakteknya sering menyebabkan terjadinya persaingan yang tidak sehat untuk
berebut kekuasaan dikalangan keluarga, dan terkadang tidak melalui pertimbangan matang berkaitan dengan faktor pengalaman dan usia.
3.
Terjadinya persaingan antara
kelompok suku Arab Mudariyah (Arab Utara) dan suku Arab Himyariyah (Arab
Selatan), Daulah Umayyah cenderung memebela kepada salah satu pihak tersebut.
4.
Konflik-konflik dari
beberapa golongan yang melatar belakangi terbentuknya Daulah Umayah pada masa
awal pembentukan seperti kaum Sui’ah, Khawarij yang terus berkembang menjadi
gerakan oposisi yang semakin kuat dan mengancam kedaulatan Daulah Umayyah.
5.
Menguatnya kekuatan Abbasiyah dari keturunan
Bani Hasyim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar